AMBON, SPEKTRUM – Ambruknya jembatan Kawanoa yang menghubungkan tiga kecamatan di dua kabupaten di Pulau Seram diduga akibat kelalaian Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.
Dugaan kelalaian BWS Maluku lantaran kurangnya perawatan dan pemeliharaan chek dam Kawanoa yang menjadi tanggungjawab lembaga tersebut.
Tidak terawatt dan terpeliharanya chek dam pengendali banjir Sungai Kawanoa terlihat dari tingginya sendimen dan terlihat ada beberapa sudut dari bangunan chek dam yang tergerus air. Mestinya, hal seperti ini tidak terjadi jika pemeliharaan dan perawatan tetap dilakukan secara intens.
Sayangnya, Kepala Seksi Pelaksanaan, Balai Wilayah Sungai Maluku, Edwin Leatemia belum bisa dikonfirmasi soal dugaan kelalaian BWS yang menyebabkan ambruknya Jembatan Kawanoa. Empat nomor ponsel milik Leatemia tidak satupun yang aktif.
Sementara itu, Kasatker Pulau Seram Balai Penanganan Jalan dan Jembatan Nasional (BPJN) Maluku, Toce Leuwol yang dihubungi Spektrum menegaskan pihaknya akan segera lakukan penanganan darurat terhadap kondisi jembatan tersebut.
“Saat ini belum bisa kami tangani sebab air sungai masih deras serta curah hujan masih tinggi, selain itu, rangka besi bentangan jembatan yang putus cukup panjang yakni sekitar 60 meter,” kata Leuwol yang dihubungi Spektrum, Senin (10/01/2023).
Leuwol memastikan jika cuaca kembali normal maka akan dilakukan penanganan darurat dengan pemasangan rangka belly.
“Kalau cuaca normal maka kami akan memasang rangka belly sebagai bagian dari penanganan darurat, agar jembatan tersebut bisa kembali berfungsi,” kata Leuwol yang masih berada di lokasi ambruknya jembatan tesebut.
Untk diketahui, akses transportasi warga di tiga Kecamatan dalam dua Kabupaten di Pulau Seram, Maluku terputus, akibat Jembatan Kawanoa yang melintasi dua sungai, Kawa dan Noa di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Minggu (9/7/2023) ambruk.
Amburknya dua bentangan tengah, jembatan Kawanaoa yang menghubungkan akses transportasi Kabupaten Maluku Tengah dan sebagaian wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) ini, diakibat banjir yang sangat deras di dua sungai Kawa dan Noa, tempat lokasi jembatan Kawanoa ini, banjir karena curah hujan yang cukup tinggi selama 3 hari belakangan di Pulau Seram, dan sebagian wilayah Maluku.
Selain akibat tingginya curah hujan, salah satu penyebab ambruknya jembatan Kawanoa ini, ditenggarai akibat kurangnya perawatan dan pemeliharaan Chek Dam pengendali banjir Sungai Kawanoa oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.
Camat Tehoru, Kabupaten Malteng, Rusman Angkotasan, kepada Spektrum melalui sambungan telepon membenrkan ambruknya Jembatan Kawanoa.
Menurutnya, Jembatan Kawanua mulai terasa akan ambruk sekitar pukul 11-12.00 WIT, ketika salah aatu saat satu warga negeri Yaputih, Kecamatan Tehoru, hendak menuju Tehoru, Minggu (9/7/2023).
Dan kemudian setelah itu dua bentangan di tengah jembatan tersebut ambruk ke dalam sungai yang sementara meluap dengan derasnya.
“Langkah yang sudah kami yang sudah kami tempuh adalah berkoordinasi deng aparat TNI Polri agar membuat palang untuk para pengendara baik mobil maupun motor tidak bisa lewat k arah jembatan Kawanua.
Selain itu langsung melaporkan kepada Penjabat Bupati dan juga Sekda Malteng,” akui Angkotasan.
Jembatan Kawanoa dibangun oleh Kabupaten Maluku Tengah tahun 2006, jembatan tersebut menghubungkan akses kecamatan Teluti di Kabupaten Maluku Tengah, dan Kecamatan Werinama di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Di Tahun 2012 jembatan ini pernah jebol opritnya, kemudian dibangun ulang oleh Balai Jalan Nasional Wilayah IX Maluku.
Di Tahun 2016 BWS Maluku membangun chen dam untuk mengendalikan banjir di dua sungai tersebut. Namun karena minimnya pemeliharaan oleh BWS Maluku, sehingga chek damp itu tidak lagi mampu menahan debit aliran sungai akibat semakin tingginya endapan sendimen di chek damp tersebut.
Pada waktu bersamaan ada dua jembatan di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) mengalami kerusakan parah akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari belakangan ini. Akibatnya, warga setempat kesulitan beraktivitas atau terisolasi, sebab ada jembatan yang roboh.
Jembatan yang mengalami kerusakan, yakni jembatan Kawanoa di Kecamatan Tehoru. Jembatan itu dilaporkan roboh. Sedangkan jembatan Wai Tana Tone, oprit jembatan itu tergerus, sehingga kendaraan roda dua dan empat mengalami kesulitan melewatinya. .
Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malteng, bergerak cepat membangun koordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan (BPJN) Maluku dan instansi teknis terkait agar melakukan penanganan darurat agar warga didaerah itu dapat beraktivitas dengan baik.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Malteng, Abdullatif Kelly seperti dilansir DinamikaMaluku.com mengatakan, dua bentangan Jembatan Kawanoa roboh sepanjang 150 meter, mengakibatkan transportasi lumpuh total.
Dia mengaku, setelah menerima laporan soal ambruknya jembatan Wai Kawanoa dan Jembatan Wae Tone Tana. Dua jembatan tersebut mengalami kerusakan akibat curah hujan yang tinggi.
“Kami langsung koordinasi dengan BPJN untuk melakukan penanganan tanggap darurat. Hasilnya, Jembatan Wai Tone Tana telah difungsikan, begitu juga dengan jembatan Kawanoa sudah dikoordinasikan dengan pihak BPJN Maluku melalui Dinas PUPR Malteng,” jelasnya. (*)