TEHORU,SPEKTRUM – Akses transportasi warga di 3 Kecamatan dalam 2 Kabupaten di Pulau Seram, Maluku terputus, akibat Jembatan Kawanoa yang melintasi dua sungai, Kawa dan Noa di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Minggu (9/7/2023) ambruk.
Amburknya dua bentangan tengah, jembatan Kawanaoa yang menghubungkan akses transportasi Kabupaten Maluku Tengah dan sebagaian wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) ini, diakibat banjir yang sangat deras di dua sungai Kawa dan Noa, tempat lokasi jembatan Kawanoa ini, banjir karena curah hujan yang cukup tinggi selama 3 hari belakangan di Pulau Seram, dan sebagian wilayah Maluku.
Selain akibat tingginya curah hujan, salah satu penyebab ambruknya jembatan Kawanoa ini, ditenggarai akibat kurangnya perawatan dan pemeliharaan Chek Dam pengendali banjir Sungai Kawanoa oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku.
Camat Tehoru, Kabupaten Malteng, Rusman Angkotasan, kepada Spektrum melalui sambungan telepon mengakui ambruknya Jembatan Kawanoa ini.
Menurutnya, Jembatan Kawanua mulai terasa akan ambruk sekitar pukul 11-12.00 WIT, ketika salah aatu saat satu warga negeri Yaputih, Kecamatan Tehoru, hendak menuju Tehoru, Minggu (9/7/2023).
Dan kemudian setelah itu dua bentangan di tengah jembatan tersebut ambruk ke dalam sungai yang sementara meluap dengan derasnya.
“Langkah yang sudah kami yang sudah kami tempuh adalah berkoordinasi deng aparat TNI Polri agar membuat palang untuk para pengendara baik mobil maupun motor tidak bisa lewat k arah jembatan Kawanua.
Selain itu langsung melaporkan kepada Penjabat Bupati dan juga Sekda Malteng,” akui Angkotasan.
Jembatan Kawanoa dibangun oleh Kabupaten Maluku Tengah tahun 2006, jembatan tersebut menghubungkan akses kecamatan Teluti di Kabupaten Maluku Tengah, dan Kecamatan Werinama di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Di Tahun 2012 jembatan ini pernah jebol opritnya, kemudian dibangun ulang oleh Balai Jalan Nasional Wilayah IX Maluku.
Di Tahun 2016 BWS Maluku membangun chen dam untuk mengendalikan banjir di dua sungai tersebut. Namun karena minimnya pemeliharaan oleh BWS Maluku, sehingga chek damp itu tidak lagi mampu menahan debit aliran sungai akibat semakin tingginya endapan sendimen di chek damp tersebut. (TIM)