AMBON,SPEKTRUM – PT. Angkasa Pura Indonesia (sebelumnya PT. Angkasa Pura I) Bandar Udara Internasional Pattimura Ambon. Tercatat selama kurun waktu tiga tahun (2021-2023) berhasil meraih Best Airports Under Two Mililion Passenger in Asia Pacific.
“Bandara Pattimura Ambon berhasil meraih Best Airports under 2 Mililion Passenger in Asia Pacific selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2021-2023,” ungkap General Manager Bandara Pattimura Ambon, Shively Sanssouci, disela-sela media gathering bersama awak media baik cetak, online, dan elektronik di Provinsi Maluku yang berlangsung di Gate 5 Bandara Pattimura Ambon, Rabu (18/09/2024).
Selain itu, di tubuh Angkasa Pura sendiri, kata Shively, terjadi sebuah merger antara PT Angkasa Pura I PT Angkasa Pura 2 ke dalam satu entitas yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau atau Injourney Airports, yang telah berjalan pada tanggal 9 September 2024 lalu.
“Injourney Airports merupakan subholding sektor jasa kebandarudaraan yang juga merupakan anak usaha dari Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Injourney,” sebut Shivelye.
Menurutnya, penggabungan AP I dan AP 2 menjadi Injourney Airports sejalan yang telah diungkapkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir bahwa kehadiran Injourney Airports sebagai subholding Injourney Grup, merupakan terobosan besar dalam sektor industri aviasi dan kebandarudaraan sebagai bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan Zaman.
Khusus untuk Bandara Pattimura sendiri, sambungnya, rata-rata capaian penilaian Bandara Pattimura Ambon melebihi target pada tahun 2023 dengan nilai sebesar 4.99 dari skala 1-5 dengan interpretasi bahwa pengguna jasa bandara sangat puas dengan pelayanan Bandara Pattimura Ambon.
“Selanjutnya pada tahun 2024 telah dilaksanakan penilaian dengan rata-rata skor 5 namun masih terdapat penilaian untuk triwulan IV tahun 2024.
GM Bandara Pattimur aini juga menyampaikan, Pattimura Airport fokus untuk peningkatan Customer Experience misalnya, pengecetan dinding, pemasangan tanaman hidup, pembuatan test area, pengecatan dinding(mural) di area chek in, pengecatan dinding (mural) di areal PSCP, penggantian meja customer services di hall terminal, penambahan counter customer services di area menuju gate 1,2,3,4 dan 5 dan penambahan area bermain di anjungan terminal keberangkatan.
Sementara menyinggung, pencabutan status Bandara Internasional Bandara udara Pattimura – Ambon, diakuinya telah ditetapkan dalam keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 31 Tahun 2024.
“Keputusan ini merupakan bagian dari langkah-langkah strategis Pemerintah untuk mengoptimalkan pengolahan bandara dalam mendukung pemulihan sektor penerbangan Pasca-pandemi dan untuk memperkuat konektivitas udara dalam negeri,” ujarnya.
Keputusan tersebut sejalan dengan program transformasi Injourney Airpots mengenai proses penataan bandara Indonesia, memiliki tujuan untuk membangun konektivitas udara yang lebih efisien dan efektif untuk mendorong pertumbuhan Pariwisata dan ekonomi melalui pengolahan ekosistem aviasi yang lebih baik termasuk bandara.
Menyinggung pencegahan penyebaran Virus MonkeyPox, Shively mengatakan, telah diantisipasi pihaknya dengan dipasang Termo Gun untuk mendeteksi suhu penumpang yang masuk ke kota Ambon dan juga dipasang flyer tentang penyebaran virus Mpox pada area terminal Bandara Udara Pattimura.
“Ini langsung ditangani oleh Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Ambon,” ungkapnya.
Bandara Pattimura, kata dia, yelah melakukan pelayanan taksi dengan jumlah armada sebanyak 140 armada taksi konvensional dan 10 armada taksi online.
“Dan juga penerapan cashless pembayaran parkir,” urainya.
sementara untuk Program Rencana tahun 2025 meliputi, Reposisi PSCP dan Re-layot csp, pembuatan Tourist Informs Center terpadu, rencana gerai UMKM di terminal lantai 2 (Maluku Corner).
“Dan penerapan Sistim Maless (parkir bandara), serta mengadakan atraksi budaya,”pungkasnya. (*)
Reporter : Agus Elwarin
Editor : Selfanus Latekay