AMBON, SPEKTRUM – Penurunan angka stunting di Kota Ambon tidak signifikan dibandingkan kota dan kabupaten lainnya di Maluku. Hal ini menyebabkan Ketua Tim Percepatan Pengendalian Stunting (TPPS) Kota Ambon, Enrico Matitaputty berang dan mengancam akan memutasikan pegawai Dinkes Kota Ambon.
Kemarahan Matitaputty tersulut lantaran Walikota sempat menyinggung angka stunting di Kota Ambon tak kunjung turun signifikan.
Kepala Bappekot Ambon ini meminta seluruh staf Dinas Kesehatan bekerja keras lantaran waktu dan uang akan terbuang percuma jika tidak mampu menekan pertumbuhan stunting di Kota Ambon.
Enrico dituding tak mampu mengintervensi program bagi upaya penurunan stunting di kota bertajuk Manise ini.
Akibatnya, Matitaputty disebut mengancam salah satu pegawai Dinkes Kota Ambon untuk dimutasikan ke dinas lain. Keberanian Enrico mengancam staf Dinkes lantaran mendapat angin sege dari Pj. Walikota Ambon..
Sementara itu, Enrico Matitaputty yang dikonfirmasi menegaskan dirinya tidak pernah mengeluarkan ancaman mutasi pegawai seperti itu.
“Memangnya saya siapa, bisa mutasi pegawai, yang benar saja,” katanya.
Enrico menegaskandirinya hanya meminta pegawai untuk kerja keras untuk memperoleh hasil maksimal.
Matitaputty menjelaskan, tahun 2021 ke 2022, Kota Ambon mengalami penurunan stunting sebesar 0,7 persen.
“Secara prosentase Kota Ambon turun jauh dibawa kbupaten kota lainnya di Maluku tapi dari sisi penurunan kita yang paling kecil. Di Maluku Tengah 6 persen, bahkan ada hingga 8 persen, Kota Ambon hanya 0,7 persen, target nasional 14 persen hingga tahun 2024. Kita perlu kerja keras untuk menurunkan target itu. Refelensi yang ada di Kota Ambon dan kabupaten kota lainnya ditentukan dengan yang namanya Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang diganti dengan Survei Kesehatan Indonesia (SKI),” jelasnya.
Menurutnya, tim bekerja keras secara angka sudah turun jauh awalnya kita berada diangka 509 diawal tahun 2023 setelah dilakukan validasi, Kota Ambon berada pada angka 366. “Kemudian dilakukan validasi ulang dan Kota Ambon berada sekitar 200-an. Penurunan yang ada cukup jauh. Dan kita berharap hasil survei SKI yang ditentukan Kementerian dengan tenaga dari luar bisa sinkron dengan penurunan angka. Jangan sampai hasilnya turun tapi hasil surveinya tidak turun jauh,” jelasnya.
Diharapkan saat hasil SKI terkait relevansi Kota Ambon juga turun signifikan.
“Kerja stunting tidak bisa main-main karena capeknya luar biasa. Karena perbedaan data turut mempengaruhi. Upaya untuk sinkronkan data ini sudah dilakukan dengan cara audit dan validasi,” katanya lagi.
Selaku Ketua Tim Percepatan Pengendali Stunting (TPPS), Matitaputty merasa bertanggungjawab karena pihaknya telah bekerja keras, dana cukup besar yang dikeluarkan.
“Lantas angka stunting tidak turun berarti ini cerita omong kosong,” tegasnya. (*)