Ambon Belum Bisa Keluar dari Jurang Resesi

AMBON, SPEKTRUM – Kondisi ekonomi kota Ambon, Provinsi Maluku, belum ada pihak berkompeten yang dapat menggaransikan ekonomi di kota bertajuk manise itu bertumbuh dinamis. Bahkan, Kota Ambon kini terperangkap dalam jurang resesi.

Pemantiknya, penyebaran Covid-19. Lantas apa yang mesti dilakukan Pemerintah kota Ambon, sehingga masyarakatnya bisa bertahan hidup dalam kurun waktu beberapa bulan ke depan?

Sebab virus mendunia itu, telah berdampak luas terhadap aneka sektor di Indonesia termasuk Maluku, khususnya lagi kota Ambon. Ekonomi kian lesu (melemah), di mana masyarakat kota Ambon, banyak yang susah akibat sulit memperoleh pendapatan harian.

Pemerhati Ekonomi dan Pembangunan, M. Saleh Wattiheluw SE, MM, berpendapat fenomena resesi itu diakibatkan bermula di pusat, kemudian berimbas luas ke daerah-daerah termasuk Kota Ambon.

“Karena uang beredar di masyarakat sangat sedikit kan? Upaya pemerintah juga untuk bayar utang negara yang terlalu besar,” kata Saleh Wattiheluw saat dimintai komentarnya oleh Spektrum Online, Rabu (19/8/2020) di Ambon, seputar ekonomi Kota Ambon, yang belum bisa keluar dari jurang resesi.

Untuk bertahan hidup masyatakat beberapa bulan kedepan, menurut dia, pemerintah harus mendorong pengembangan pangan lokal.

“Artinya lahan lahan kosong dimanfaatkan. Bisa saja pemerintah Kota Ambon dorong itu,” saran Saleh Wattiheluw.

Ambil misal, kata dia, di kabupaten Maluku Tengah, meskipun itu prakarsa dan swadaya sendiri, seperti dilakukan oleh anggota DPR RI Abdullah Tuasikal, dengan menggunakan fasilitas sendiri untuk memanfaatkan lahan pribadi, kemudian diberikan kepada masyarakat.

“Kan salah satu cara itu. Nah apakah pemda bisa mendorong itu dengan menyediakan ekstra dana, untuk mendorong masyarakat minimal membantu dengan alat alat pertanian, itu bisa dilakukan,” timpal Anggota DPRD Provinsi Maluku periode 2004-2009 ini.

Baca Juga: https://spektrumonline.com/2020/08/15/akademisi-virus-tak-bisa-mati-psbb-ikut-mematikan-ekonomi/

Menyinggung untuk Kota Ambon apa yang mesti di kembangkan oleh pemerintah?

“Ya kan banyak cara. Kalau gak mau rumit, bisa dikembangkan budidaya perikanan misalnya. Kalau tangkap, memang laut bebas kan jadi susah. Nah yang bisa dilakukan adalah pengembangan budidaya tangkap di lokasi yang memang dianggap bisa untuk budidaya, Misalnya daerah pesisir seperti teluk Ambon, itu bisa dilakukan. Selain itu, ada lahan kosong yang bisa digarap, ya digarap,” jelasnya.

Kota Ambon ini, lanjut dia, banyak negeri, bukan kota full kelurahan. Sebab ada negeri negeri adat. Namun Pemkot sendiri lebih fokus pendapatannya melalui retribusi dan perpajakan. Ia mengakui, ada kelesuan.

“Kecuali perpajakan (normatif), sudah pasti dipungut. Namun pendapatan lain memang sudah terjadi kelesuan. Misalnya retribusi itu, ya tergantung aktivitas masyarakat,” ulasnya.

Saleh juga mengakui, dengan pemberlakuan PSBB di Kota Ambon, tentu berpengaruh (melesukan) ekonomi. “Pasti (PSBB) itu berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi. Apalagi tidak disosialisasikan secara baik kepada masyarakat. Hanya lewat media media saja, masyarakat kan gak tahu. Akhirnya, ada rasa ketakutan semakin menghantui mereka,” tandasnya.

Menurutnya, dengan PSBB itu sendiri masyarakat kota Ambon pasti menahan diri dari berbagai aktivitas ekonomi, sesungguhnya itu dilakukan untuk memprotek diri agar tidak kena pandemi covid19.

Akibat sikap masyarakat tersebut, tentu mengurangi belanja kebutuhan sehari-hari, roda perekonomian ikut lesu.

“Ditambah lagi, kebijakan Pempus kemudian Pemerintah Kota Ambon menggunakan APBD untuk mengatasi Pandemi. Dampaknya terjadi penghentian berbagai kegiatan mulai fisik maupun non fisik. Jelas kebijakan itu, menuai kelemahan di kota Ambon. Perputaran uang ke masyarakat tidak ada,” ungkapnya.

Saleh Wattiheluw, SE, MM

Dengan situasi seperti itu, mantan Ketua DPW PBB Maluku ini berharap, anggaran untuk penanggualangan Covid-19, dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan.

Baca Juga: https://spektrumonline.com/2020/08/12/keberangkatan-anggota-dprd-ambon-ke-jakarat-menuai-kritik/

Kalau soal study banding DPRD Kota Ambon, tambah dia, sesungguhnya tidak ada masalah, dan tidak perlu diributkan. Alasannya, kegiatan DPRD mungkin sudah teragendakan. Hanya soal waktu saja.

“Karena lembaga politik, maka masyarakat juga menilai secara politik. Solusi mengatasi kelesuan ekonomi Kota Ambon saat ini, Pemkot harus mendorong masyarakat untuk hidupkan pangan lokal, dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong. Sebab pandemi ini susah diprediksi kapan akan berakhir. Kerena itu tetap taat protokol kesehatan,” anjur Saleh Wattiheluw. (S-14)