AMBON, SPEKTRUM – HT, salah satu warga Passo yang sebelumnya diberitakan, dikeluarkan dari karantina Asrama Haji Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, oleh saudaranya, Erik Parera yang merupakan anggota Polisi, memang mengalami sakit.
Alasan Erik Parera selaku pihak keluarga, yang disampaikan kepada Spektrum, Selasa (21/4), bahwa HT pasca kembali dari Surabaya ke Ambon, dalam kondisi sakit, sehingga ketika hendak dikarantina, pihak keluarga memilih untuk mengambil langkah itu. Namun sebelumnya, pihak keluarga telah berdiskusi dengan petugas karantina, soal kondisi HT yang mengalami kendala soal makanan karena sakit yang dialaminya itu.
HT didiagnosa sakit paru paru dan gula. Untuk itulah, dipulangkan dari Surabaya.
“Saya tidak keluarkan dia secara paksa. Dari Bandara, memang dia diantar ke lokasi karantina, saya kemudian berdiskusi dengan petugas, soal kondisinya yang sakit, gula dan paru-paru, sehingga makanannya harus disesuaikan dengan keinginannya, harus yang rebus rebus dan lainnya. Sehingga petugas mengatakan mereka tidak bisa kalau demikian,”katanya.
Dengan itu sambungnya, dirinya bersama orang tua/ibu HT kemudian mengambil langkah untuk mengeluarkan HT dari karantina. Selain berdiskusi, proses itu dilakukan setelah menandatangani surat pernyataan yang formatnya telah disiapkan oleh petugas karantina.
“Setelah menanyakan terkait saudara saya ke petugas. Kesimpulannya saya mengeluarkan dia dengan menandatangani surat pernyataan. Petugas mengatakan bisa asalkan dia (HT) dikarantina mandiri di rumah selama 14 hari. Beta zeng gila kasih kaluar begitu saja,”katanya.
Meski baru kembali dari daerah Surabaya-Makasar dalam kondisi sakit dan direkomendasikan oleh petugas tim covid-19 Bandara Internasional Ambon untuk di karantina, Parera menolak saudaranya disebut sebagai ODP.
“Beta sudah tanya ke petugas karantina, bahwa apakah saudara saya ini adalah ODP, mereka (petugas karantina) bilang, bukan, tapi Pelaku Perjalanan (PP). Dengan itu beta kasih kaluar dia,”katanya.
Parera juga memastikan, HT kini dalam kondisi baik sambil meminum obat obatan yang diperoleh dari Dokter di Surabaya.
“Sekarang kondisinya baik, memang akag kurus. Dia lagi minum obat yang dapat dari Surabaya. Sebelum pulang kemarin itu dia semlat ke dokter di Surabaya,”katanya.
Ditanya soal apakah HT sudah diperiksa kesehatannya oleh tim kesehatan gugus covid-19 di Ambon, Parera mengaku belum. Pihak Puskesmas Passo juga belum melakukan pemeriksaan apapun.
Mereka (puskesmas) hanya by phone untuk mengecek kondisi HT.
“Mereka hanya bilang kalau ada apa apa diinfokan,”ujarnya.
Sementara terkait proses tes kesehatan lainnya, seperti rapid test, hingga kini belum dilakukan.
“Katanya puskesmas ada tunggu alat untuk lakukan test. Jadi kita tunggu saja. Beta juga mau demikian supaya kita semua tahu,”ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, bahwa warga sekitar rumah HT resah. Sejumlah warga terpaksa harus berpindah tempat karena merasa takut.
“Beberapa warga yang punya anak kecil, itu terpaksa mengungsikan anak anak mereka, ada yang harus pindah ke tempat pengungsian mereka. Bahkan ada yang karena takut, mereka kunci pintu rumah dan memilih tidak mau keluar karena takut,”ujar RT. (S01)