JAYAPURA, SPEKTRUM – Kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe saat ini masih dinyatakan sakit oleh pihak kedokteran sehingga tidak bisa mengikuti pemeriksaan KPK dan berdampak pada pelayanan publik di Provinsi Papua.
Naema Yarisetouw Perempuan Adat Yowenayosu Papua mendesak pemerintah mèlalui Menteri Dalam Negeri untuk menetapkan Penjabat Gubernur Papua mengganti Lukas Enembe sementara agar semua hal yang menyangkut program pemerintah bisa berjalan lancar sampai kesehatan Lukas Enembe pulih kembali.
“Masyarakat Papua mengeluh tidak maksimalnya pelayanan publik di Papua karena gubernurnya sakit dan diduga terlibat hukum serta wakilnya telah meninggal dunia,” ujar Naema Yarisetouw di Jayapura, Rabu 19/10/2022.
Naema menjelaskan pejabat sementara yang ditunjuk Pemerintah Pusat dalam hal ini Mendagri, Tito Karnavian diharapkan memaksimalkan pelayanan publik yang terhambat hingga ke Pemerintah kabupaten.
Sementara itu, pihaknya juga tidak setuju apabila Lukas Enembe diangkat sebagai kepala suku besar Papua karena setiap distrik atau kampung mempunyai kepala sukunya sendiri.
Naema menduga ada kepentingan lain tentang kesalahan hukumnya sehingga pengangkatan Lukas Enembe dilakukan sepihak.
“Pelantikan kepala suku besar Papua seharusnya dilakukan oleh semua ondoafi di tanah Papua dan tidak bisa hanya perwakilan serta harus ada pesta besar untuk seluruh masyarakat Papua,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Naema Yarisetou menilai usulan kuasa hukumn Lukas Enembe terkait pemeriksaan kliennya di lapangan terbuka adalah kesalahan.
“Seharusnya dilakukan di tempat tertentu yang telah dipersiapkan KPK, bukannya pemeriksaan di lapangan terbuka, setiap warga negara wajib mengikuti proses sesuai aturan hukum negara yang berlaku,” ujar Perempuan Adat Yowenayosu.
Disisi lain terkait dengan masih adanya masyarakat yang berjaga di kediaman Lukas Enembe, Naema Yarisetouw menilai seharusnya mereka pulang karena ada keluarga yang menjaga Lukas.
Naema berharap Lukas Enembe bisa membuka diri dan bicara kebenaran.
“Masyarakat khawatir kasus Lukas Enembe dapat mengganggu stabilitas keamanan dan kedamaian di tanah Papua,” tutup Perempuan Adat Yowenayosu itu. (*)