Menurut Azis, tanpa adanya sebuah jembatan, masyarakat sangat kesulitan saat menyeberangi sungai, apalagi ketika musim hujan. Banyak anak-anak dan perempuan terpaksa harus menantang maut, hanya untuk bisa menyeberangi sungai.
“Sungai yang dibangun jembatan ini setiap hari dilintasi masyarakat, termasuk anak-anak yang pergi dan pulang sekolah ke desa tetangga. Kondisi kemudian menjadi sangat berbahaya, apabila arus sungai meluap dan deras saat musim hujan. Namun masyarakat tidak punya pilihan lain, selain harus menyeberangi sungai,” ujarnya.
Baca juga: Terkait Vaksinasi, Danrem: Kita Siap Kapan Saja Diperintahkan
Ia berharap, dengan dibangunnya jembatan gantung ini akan bisa membantu masyarakat setempat. Aziz juga mengungkapkan, kegiatan ini bisa berjalan karena adanya dukungan dari pihak TNI, khususnya Danrem 151 Binaiya


Pembangunan jembatan gantung ini, lanjut Azis, bermula dari adanya video amatir yang beredar luas di sosial media yang menunjukkan masyarakat harus menantang maut untuk bisa menyeberangi sungai. Video amatir, baik di Buru Selatan maupun di Kilmuri SBT ini kemudian mendapat perhatian publik, karena mendapat publikasi luas juga dari media.