TEHORU, SPEKTRUM– Setelah gempa berkekuatan magnitudo M 6,1 berpusat di laut, Teluk Teluti, 67,5 kilometer timur tenggara Masohi, ibukota Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Rabu (16/6/2021) pukul 13.43 WIT, ribuan warga Desa Saunulu, kecamatan Tehoru masih mengungsi di area perbukitan.

Menurut Raja/ Kepala Desa Saunulu, Ricky Maoky melalui telepon seluler menyampaikan, Kamis (17/6/2021), di Desa Saunulu ada 1.349 jiwa penduduk, semuanya pergi mengungsi sampai saat ini, kecuali para lelaki dewasa yang sehat,  tetap siaga di desa.  Di antara pengungsi tersebut ada yang sedang hamil tua, sakit dan bayi.

Menurut Maoky, ada 6 RT di desanya. RT. 1, penduduknya sebanyak 269 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 64. Di RT. 2 ada 58 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 259 jiwa. RT. 3 51 KK dengan jumlah penduduk 233 jiwa. RT. 4 ada 61 KK dengan penduduk sebanyak 220 jiwa. Sedangkan RT. 5 dan RT. 6, masing-masing ada 38 KK, 156 jiwa dan 50 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 212.

Heldi, pengungsi Saunulu yang sedang hamil 9 bulan, di tempat pengungsian
Orang tua yang sedang sakit pun terpaksa harus mengungsi

Warga yang mengungsi di area perbukitan tersebar di beberapa tempat, dengan perbekalan seadanya, ada yang di Saptamarga, Mangga Dua, di gunung Weleyolu, gunung Ulaai dan juga di gunung kebun negeri.  Kurang lebih 30 menit perjalanan dari desa Saunulu.

Pengungsi yang sedang sakit ditempatkan di semacam barak. Namun karena tidak cukup, ada yang terpaksa harus tidur di rumput, beralaskan kardus bekas seadanya.

Menurut Vina, istri kepala desa yang dihubungi Spektrum via sambungan telepon, tidak ada obat-obatan untuk orang sakit sehingga yang sakit terpaksa hanya tidur saja.

Bayi ikut mengungsi
Anak-anak dan remaja, tidur beralaskan karton bekas di tempat pengungsian

Jika pengungsi hendak buang air besar, harus pergi ke desa dan kembali lagi kemudian ke tempat pengungsian.

Dikatakan oleh kepala desa Saunulu bahwa semua rumah penduduk di Saunulu rusak. Ada yang rusak berat maupun ringan.

Menurut Vina, ibunya yang tidak lagi dapat melihat, usianya 90 tahun bernama Magda, terpaksa harus digendong saat mengungsi.

Pengungsi sedang sakit
Pengungsi sedang membuat api untuk masak air
Pengungsi Saptamarga, Mangga Dua

Ia tidak tahu sampai kapan berhenti mengungsi karena gempa susulan masih dirasakan beberapa kali.

Desa Saunulu termasuk desa yang berada di pesisir pantai. Pada saat gempa, air laut sempat pasang yang mematahkan beberapa talud penahan ombak. (HS-17).