AMBON, SPEKTRUM – Serah terima jabatan Kepala Pelaksana (Kalakas) BPBD Provinsi Maluku dari Farida Salampessy ke Henry Morthon Far Far, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah atau Sekda Maluku, Kasrul Selang, mengingatkan soal pertanggungjawaban keuangan, yang dipakai dalam penanggulangan bencana 26 September 2019.
“Setelah ini, jangan lupa untuk membuat pertanggungjawaban seluruh keuangan yang digunakan pada kegiatan penanggulangan bencana di 26 September 2019,” kata Plt Sekda Maluku, Kasrul Selang saat serah terima jabatan Kalakas BPBD Provinsi Maluku di Kantor BPBD Provinsi Maluku, Air Salobar-Ambon, kemarin.
Saat itu, Selang juga mnyentil soal banyaknya uang yang dikelola di BPBD Maluku yakni untuk pendampingan ada sekitar Rp 6 miliar dan dana stimulan bencana sekitar Rp 200 miliar.
Ia menegaskan, perubahan pimpinan adalah konsekuensi dari kinerja yang selama ini telah tercipta. “Pengajaran-pengajaran yang banyak ini diterima agar organisasi tidak monoton untuk penyegaran,” katanya.
Badan Bencana unik karena melekat pada Sekda yang tentunya memiliki tujuan agar bisa dikoordinir lintas dinas terkait dengan baik.
“Selama ini koordinasi berjalan dengan baik, nantinya ada ruang-ruang kosong yang akan diisi orang teknik sipil juga geologi akan dipindahkan ke sini,” kata Selang.
Pengisian ruang kosong, tersebut lanjut Selang, dalam rangka menguatkan BPBD Maluku, sebab harud diakui kondisi Maluku Maluku Utara memiliki keunikan tersendiri.
“Pertemuan dua lempeng yang terjadi di Kepulauan Maluku membuat daerah ini kaya akan sumber daya alam. Namun pertemuan dua lempeng ini juga membuat Maluku memiliki potensi bencana,” ungkapnya.
Dikatakan, BNPB lahir dengan dua warna yang menonjol yakni warna biru dan warna orange. Filosofi dari cua warna tersebut adalah semangat yang diwakili wsrna orange dan jujur yang diwakili warna biru.
Namun mesti diingat tambah Selang, BNPB tidak cukup hanya akuntabel sebab pada lemnaga ini, banyak pekerjaan yang tidak direncanakan fisiknya.
“Setiap ada bencana pasti ada uang atau uang dikucurkan. Untuk itu, selain kita bersemangat kita juga harus akuntabel dan bisa dipercaya,” tukasnya.
Menurutnya, pondasi yang ditetapkan mantan Kalakas BPBD Maluku cukup kuat tidak mudah rapuh karena dibangun dengan semangat tangguh bencana.
“Kerja tidak mengenal waktu dan uang di manapun saja tetap ada. Apalagi BPBD memiliki dua pimpinan selain Gubernur juga BNPB Jadi tidak salah kalau seorang ahli hukum di provinsi ini menduduki jabatan ini. Setelah ini masih banyak akuntabilitas yang harus diurutkan dalam mengelola keuangan yang begitu besar,” timpalnya.
Saat itu, mantan Kepala Pelaksana (Kalakas) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Farida Salampessy menitipkan seluruh ASN lingkup BPBD Provinsi Maluku ke Kalakas BPBD Provinsi Maluku yang baru, Henry M. Far-far.
“Kepada Kalakas BPBD Provinsi Maluku yang baru, saya titip anak-anak saya, mereka terkadang lupa walaupun telah diingatkan soal protap yang harus diperhatikan,” kata Salampessy dengan mata berlinang.
Sementara itu, Kalakas yang baru, Henry Morthon Far-far menegaskan, pemimpin tidak bisa bekerja sendiri, pemimpin yang sukses harus bisa mengkonsolidasikan seluruh potensi kekuatan yang ada pada organisasi yang dipimpin.
“Tetapi hal yang sangat penting ialah bahwa pejabat dan bersama seluruh staf yang telah menghibahkan diri kepada bangsa dan negara khususnya daerah ini untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepada unit di mana kita dipercayakan pemerintah. Ketika kita semua memahami keterpanggilan kita sebagai abdi negara dan abdi masyarakat maka saya pikir pemimpin itu tidak akan pernah marah,” tandasnya.
Sebagai aparatur kata mantan Kepala Biro Hukum Setda Maluku ini, ASN harus disiplin, penuh loyalitas dan mendedikasikan diri seutuhnya pada tugas dan panggilan serta bekerja penuh tanggung jawab. (S-16)