AMBON, SPEKTRUM – Menteri Kesehatan, Prof. DR. dr. Nila Farid Moeloek resmi menamai Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Ambon dengan nama RSUP dr. J. Leimena. Pemberian nama baru itu berlangsung di RSUP-Wailela Kecamatan Teluk Kota Ambon, Rabu, (16/10/2019).
Kedatangannya ke Ambon, Menteri Kesehatan didampingi, Sekjen Kemenkes, drg. OSCAR PRIMADI, Irjen Kemenkes, drg. Murti Utami, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemnekes dr. Bambang Wibowo, Dirjen Kesmas Kemenkes, dr. Kirana Pritasari, Staf Ahli Kemenkes, dr. Johan Roberth Pattiselanno, Staf Kemenkes RI, juga 33 Direktur Rumah Sakit Se – Indonesia serta Keluarga Besar Alm. dr J. Leimena.
Dalam sambutannya, Menkes Nila Moeloek menegaskan, pemberian nama di RSUP dr. J. Leimena sangat tepat. “Pada tahun 2019 kami telah membangun tiga RSUP yakni di Kota Ambon, Kota Wamena, dan Kota Kupang,” kata Moeloek. Sedangkan tambah Moeloek di Wamena, pembangunannya belum selesai dikerjakan lantaran persoalan tanah yang belum selesai, sedangkan di Kupang beramasalah dengan akses menuju RSUP Kupang.
Selanjutnya, pemberian nama RSUP Dr J Laimena, sanhat tepat karena Leimena merupakan salah satu pahlawan dan tokoh nasional politik asal Maluku dan menjadi satu-satunya Menteri yang menjabat selama 21 tahun berturut-turut. “RSUP sangat tepatdan pantas diberi nama Dr. J Laimena,” tandasnya.
Moeloek mengapresiasi Pemerintah Daerah Provinsi Maluku yang berupaya menjadikan rumah sakitnya memiliki standar pelayanan berkelas Nasional.
Saat ini Indonesia memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas bidang jasa (era Masyarakat Ekonomi Asia) termasuk jasa pelayanan kesehatan. Situasi ini memungkinkan perjalanan untuk mencari pengobatan ke luar negeri dan memungkinkan penanaman modal asing dalam bidang jasa kesehatan.
“Untuk dapat bersaing dengan fasilitas kesehatan penanaman modal asing di Indonesia maupun fasilitas kesehatan di luar negeri maka rumah sakit di Indonesia harus berupaya meningkatkan mutu pelayanan,” kata Moeloek.
Peningkatan mutu pelayanan mutlak dilakukan agar rumah sakit mampu berkompetisi baik di tingkat regional, nasional, bahkan internasional dan dapat mengurangi arus pasien yang berobat ke luar negeri.
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu rumah sakit di Indonesia, semua rumah sakit harus memberi pelayanan terbaik bagi pasien.
“Kini makin banyak rumah sakit di Indonesia yang mendapat Sertifikat Akreditasi Internasional, sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat Indonesia untuk meragukan kualitas rumah sakit di Indonesia, dan pergi ke luar negeri ” ingatnya.
Saat ini tambahnya, Kementrian Kesehatan sudah melakukan pembangunan 629 Puskesmas ramah lingkungan. “Saya bangga karena kami Kabinet Kerja sudah dapat mewujudkan RSUP di Kawasan Timur Indonesia,” tandasnya.
Moeloek mengaku, jika kedatamgannya ke Maluku khususnya Kota Ambon bukan pertama kali.
“Saya ke Maluku saat ditetapkan sebagai Provinsi Kepulauan untuk itu saya maklumi akses transportasi agak sulit untuk menjangkau ke beberapa wilayah lain,” terangnya.
Moeloek mengakui, gempa yang melanda Pulau Ambon dan sekitarnya sempat membuatnya kuatir terkait bangunan RSUP ini. “Syukurlah pasca gempa semua bangunanya baik-baik saja,” katanya.
Moeloek juga berharap, nama besar dr. LEIMENA tetap abadi. “Saya ingin menyampaikan pesan kepada Gubernur Maluku untuk bersungguh-sungguh melakukan perbuatan nyata bagi masyarakat, sesuai visi dan misi Pemda Maluku Gubernur yaitu meningkatkan kualitas kesehatan yang baik bagi seluruh masyarakat Maluku,” ingatnya.
Sementara itu, Gubernur Maluku, Irjen. Pol. (Purn) Murad Ismail dalam sambutanya menjelaskan, kehadiran Menteri Kesehatan memberi arti penting bagi masyarakat Maluku pasca gempa.
“Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Maluku sangat rendah di karenakan masalah kematian bayi dan ibu hamil masih tinggi presentasinya. Kehadiran Menkes, memberikan andil penting tentang kepedulian terhadap proses pembangunan kesehatan pasca gempa di Provinsi Maluku,” ucapnya
Gubernur juga menyampaikan tentang jumlah penduduk Maluku yang secara keseluruhan hingga tahun 2018, kurang lebih 1,7 juta jiwa.
“Perlu saya sampaikan bahwa, percepatan pembangunan bagi daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Provinsi Maluku masih perlu mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat, karena daerah-daerah tersebut memiliki tingkat kemiskinan tinggi,” katanya.
Pengembangan pelayanan kesehatan saat ini menuntut Pemerintah Pusat maupun daerah, untuk melakukan peningkatan pelayanan kesehatan secara optimal.
Derajat kesehatan di Maluku tambah Murad, menunjukkan kemajuan yang signifikan. Usia Harapan Hidup (UHH) di Maluku menunjukkan peningkatan selama 5 tahun terakhir.
Pada 2012, Usia Harapan Hidup Maluku adalah 64,77 tahun, meningkat menjadi 65,72 tahun pada tahun 2018.
Meskipun masih ada kesenjangan angka Usia Harapan antar Kabupaten/Kota, untuk memaksimalkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Maluku, tentunya menjadi tanggung jawab semua sektor, melalui peran masing-masing yang telah terpetakan dalam RPJMD.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan yang telah memfasilitasi terbangunnya Rumah Sakit Umum Pusat dr. J. Leimena di Ambon,” kata mantan Kakor Brimob Polri ini.
Hadir pada kegiatan tersebut, Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Murad Ismail beserta isteri, Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno, Kasdam XVI Pattimura, Sekertaris Daerah Provins Maluku Kasrul Selang, Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw, Forkopimda Provinsi Maluku.
OPD Provinsi Maluku, Mewakili Kapolda Maluku KA SPKT Polda Maluku AKBP Apeles Letty, Wakajati Provinsi Maluku, Erryl Prima Putera Agoes, Kadis Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh, Kepala KKP Kelas II Ambon Nehemia Salamahu, Karumkit Lantamal IX Ambon F.X. Suhadjo, Kepala KKSS, Zeth Sahuburua, serta tamu undangan lainnya. (S-16)