Rektor Sebut Ketebelece Bikin Mutu Lulusan Sekolah Siwalima Turun

Rektor Unpatti, M.J. Saptenno

AMBON, SPEKTRUM– Adanya titipan dari orang berkuasa atau berpengaruh, dari keluarga atau sering disebut nepotisme atau ketebelece membuat lulusan sekolah unggulan Siwalima mengalami penurunan kualitas. Hal ini menjadi bahan evaluasi Rektor Universitas Pattimura (Unpatti), M.J. Saptenno, yang diungkapkannya pada saat peresmian Sekolah Laboratorium Unpatti, Jumat  (25/6/2021) di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) di Rumah Tiga, Ambon.

“ Sekarang Siwalima kurang berkualitas karena banyak ketebelece. Mau masuk, dari A, si B kirim ketebelece, akhirnya tidak lagi melaksanakan suatu prosedur yang obyektif. Akibatnya, kualitasnya semakin menurun,” gundahnya.

Fungsi pengendalian untuk mengontrol mutu pendidikan, kata Rektor harus ketat dijalankan mulai saat penerimaan yang ia sebut input, proses belajar mengajar yang melibatkan guru, siswa, kurikulum, pendidikan informal, formal dan non formal melibatkan keluarga dan lingkungan, menurutnya akan mempengaruhi keluaran atau output dan pengaruh lulusan atau dampak (outcome).

Rektor Unpatti, M.J. Saptenno saat bersiap menekan tombol, tanda peresmian Sekolah Laboratorium Unpatti

“ Ini menjadi satu indikator bahwa ada sesuatu yang salah atau keliru dalam input, proses, output dan outcome sehingga dibutuhkan kejelian kita untuk menyelesaikan,” terangnya.

Ia menyebut indikator yang digunakan untuk menilai kualitas pendidikan, salah satunya dapat dilihat dari jumlah siswa yang lulus murni masuk ke perguruan tinggi, baik di Unpatti maupun di luar Unpatti. Ia membandingkan dengan hasil peserta didik dari provinsi lain yang mengungguli anak-anak Maluku.

“ Jangan bedakan pendidikan dan kebudayaan, jika tidak, kita tidak akan mampu. Budaya kerja keras, budaya baca, budaya mandiri, budaya bertanggung jawab, itu perlu dikembangkan mulai dari keluarga karena pendidikan informal menjadi sangat penting. Formal dan non formal sehingga lahirlah sumberdaya berkualitas,” jelasnya.

Olehnya, Rektor meminta tidak ada lagi ketebelece dan semacamnya di dunia pendidikan agar input atau masukan benar-benar tersaring. Calon peserta didik harus betul-betul berkualitas. Hanya dengan cara tersebut, dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal. Ia berharap, peluang ini diperluas, tidak hanya untuk anak-anak Maluku saja.  

Rektor Unpatti, M.J. Saptenno dan Husein, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku

“ Jadi direktur harus memenuhi proses awal input. Ketika tidak memperhatikan secara obyektif maka hasilnya tidak maksimal. Karena itu, saya mendorong WR-1 dan badan penyelenggara untuk di Unpatti kita tidak lagi mengenal ketebelece itu, atau ada surat dari si A, si B, si C,” tegasnya.

Ia juga mendorong sekolah sebaiknya memiliki fasilitas asrama di dalamnya agar siswa benar-benar dapat dibina, dididik disiplin dan mandiri sejak dini. Dari bangun pagi hari sampai jam belajar, bermain dan aktivitas sosial lainnya. (SH-17).