SPEKTRUMONLINE.COM, AMBON – PT Batu Tua yang beroperasi di Pulau Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dinilai telah menipu masyarakat Pulau Wetar, MBD bahkan Provinsi Maluku.
“Penipuan ini dilakukan dengan cara pengambilan bahan bakar jenis solar industri dan tenaga kerja semuanya dari Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). Maluku dapat apa dari PT Batu Tua, jawabannya tidak ada sama sekali,” kata Wakil Ketua Komisi II, Jhon Laipenny saat menerima Aliansi Mahasiswa MBD di ruang rapat Komisi II DPRD Maluku, Kamis (25/09/2025).
Dijelaskan, modus memasok tenaga kerja asal NTT ke PT Batu Tua di Wetar adalah dengan menempatkan para pemuda asal NTT di Desa Uhal dan Lurang.
‘Jika perusahaan butuh tenaga kerja maka kepala desa akan membuat rekomendasi bagi pemuda-oemuda tersebut untuk naik ke perusahaan,” jelas Laipenny.
Menurut Laipenny, pekerja asal Pulau Wetar yang bekerja di PT Batu Tua tidak lebih dari 20 orang.
“Sayangnya, saat ini anggota DPRD Maluku asal MBD dari Partai Golkar Anis Yeremias sementara ikut Bimtek, seluruh nama pekerja asal MBD di PT Batu Tua ada pada beliau lengkap dengan alamatnya. Tidak sampai 20 orang,” tegasnya lagi.
Untuk itu, kata Laipenny, sebagai bagian dari orang Wetar, sebagai orang MBD dan orang Maluku, telah ditipu. Minyak diambil dari Kupang juga tenaga kerja.
“PT Batu Tua penipu,” tegasnya lagi.
Harta dalam perut Pulau Wetar dikeruk habis namun tidak dinikmati masyarakat Pulau Wetar.
“Di Pulau Wetar hanya dua kampung yang telah dialiri listrik yakni Uhal dan Lurang, yang lain masih gelap. Sementara untuk jalan tidak ada sama sekalu Padahal, minimal ada jalan lingkar Pulau Wetar,” jelasnya.
Selama ini lanjutnya, semua orang di Ambon maupun orang Maluku di Jakarta dan di tempat lain berpikir jika masyarakat Pulau Wetar menerima manfaat dari beroperasinya PT Batu Tua. Sayangnya, hal itu tidak benar.
“Kondisi Pulau Wetar baru diketahui setelah salah satu Kapolsek lakukan siaran langsung. Dan kondisi ini telah dilaporkan ke Gubernur Maluku
Kondisi Wetar hari ini, tidak baik-baik saja,” kata Laipenny.
Dikatakan, saat membangun sekolah Taman Kanak-kanak (TK), PT Batu Tua mempublikasikan secara besar-besaran.
“Setelah dicek tetnyata hanya satu ruang belajar anak TK, tapi publikasinya gila-gilaan sehingga dikira telah dibangun beberapa sekolah,” katanya. (S-16)