Tasanej : Hasil Investigasi Harus Dipublikasi
AMBON, SPEKTRUM – Anggota Komisi I DPRD Maluku, Michel Tasaney meminta agar Kapolda Maluku membentuk tim investigasi untuk menginvestigasi muatan dalam kontainer yang jatuh di Pelabuhan Namlea yang dibawa KM Doloronda.
“Kita tidak bisa berasumsi isi kontainer tersebut berisikan sianida atau apa, harus menunggu hasil investigasi pihak kepolisian. Dan, hasil investigasi ini harus dipublikasikan ke masyarakat,” kata Tasanej kepada media di Kantor DPRD Maluku, Jumat (31/03/2023).
Hal ini penting lanjut Tasanej, agar semua pihak bisa mengetahui dengan jelas apa isi kontainer tersebut.
“Sebab jika berkaitan dengan sianida atau merkuri maka ada kaitannya dengan pengoperasian pertambangan ilegal di Gunung Botak,” kata Wakil Rakyat dapil Buru – Buru Selatan ini.
Jika berisikan sianida atau merkuri kata Tasanej maka harus dipercepat penutupan kawasan PETI Gunung Botak.
“Karena dikuatirkan pencemaran kawasan tersebut bertambah parah,” kata Tasanej kuatir.
Selain itu, polisi harus segera umumkan pemilik dan pengirim kontainer, karena hingga saat ini kepemilikan kontainer tersebut masih simpang siur.
Sementarà itu, informasi yanditerima Spektrum bahwa polisi melarang masyarakat menyaksikan pembukaan kontainer tersebut.
“Kenapa pada saat kontainer tersebut dibuka, masyarakat dilarang untuk menyaksikan langsung,” kata salah satu warga Kota Namlea, Julkifly kepada wartawan di Namlea.
Julkifly menduga pembukaan kontainer tersebut dilakukan tanpa BAP.
Menyikapi kekesalan masyarakat tersebut, PAUR HUMAS Polres Buru, AIPDA. Jamaludin yang dihubungi Spektrum menegaskan, polisi tidak mengizinkan warga mendekat pada saat kontainer tersebut dibuka karena isinya belum diketahui.
“Warga hanya bisa melihat dari jauh, karena isi kontainer ini belum diketahui, apakah isinya bahan kimia berbahaya atau bukan ? Semua harus tunggu hasil laboratorium. Untuk keselamatan kita bersama madyarakat hanya bisa melihat jarak jauh,” kata Jamaludin.
Sementara itu, dari postingan Lili Ohorella di laman Facebooknya menuliskan bahwa ternyata kontainer yang dibawa KM Dorolonda ternyata berisi B3, termasuk CN.
Padahal, kapal penumpang tidak boleh mengangkut CN.
Kepada warga Namlea, sebagai langkah berikhtiar dan berjaga-jaga, Yustinus Thobias Male menyarankan, agar sepekan ke depan jangan dahulu mengkonsumsi ikan dari kawasan perairan di sekitar jatuhnya kontainer.
Ada mekanisme toksifikasi (keracunan) dari ikan selama 14 hari setelah musibah kontainer. Kalau ikan tidak tahan maka mati. Kalau tahan lebih dari 14 hari maka ikan hidup.
“Jangan mengkonsumsi ikan di sekitar ini dulu, karena dia masih terakumulasi. Jadi seperti nyamuk kalau kita habis semprot obat nyamuk tidak langsung mati tapi hanya mabok, siapa yang makan dia kena, ” kata Yustinus Male. (*)