AMBON, SPEKTRUM – PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Maluku-Maluku Utara, tidak maksimal dalam mengatasi persoalan kelistrikan diwilayah Pulau Ambon. Alhasil, terjadi krisis listrik di Pulau Ambon.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Turaya Samal dalam rapat dengar pendapat bersama pihak PLN, di Kantor DPRD Provinsi Maluku, Jumat (13/5/2022) meminta, agar PLN lebih serius. Mengingat kondisi ini, membuat segala aktifitas publik menjadi terkendal.
“Saya harap, setelah rapat ini, apa yang disampaikan pihak PLN harus diikutkan dengan realitas di lapangan. Jangan tuntas diruangan, tapi keluar dari sini lalu kembali berleha-leha,”cetus Turaya dalam rapat bersama PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara, diruang komisi II DPRD Maluku, Jumat (13/5/2022).
Dia kembali menegaskan, bahwa kinerja PLN sangat lambat dalam mengantisipasi akan adanya masalah kelistrikan di Pulau Ambon. Apalagi setelah kapal pembangkit listrik Karadeniz Powership Yasin Bey bertolak karena habis masa kontrak.
Padahal mestinya, PLN bisa mengantisipasi dini.
“Tapi kelihatannya itu juga tak maksimal. Karena meski diganti dengan kapal pembangkit listrik Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1, tapi mau dibilang kerja kapal ini juga gagal. Apalagi, ketika kapal sampai di Maluku, itu tidak melalui tahapan uji coba. Padahal uji coba sangat penting agar bisa mengetahui daya kapasitas listrik untuk menangani pulau Ambon,”ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Senior Manager Trasmisi Distribusi PLN. Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Dony Gustiarsyah mengatakan, bahwa pihaknya kini tengah memobilisasi mesin bertenaga 3 MW dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang akan diberangkatkan 17 Mei 2022, dan diperkirakan sampai Ambon 22 Mei, dan 27 Mei sudah diuji coba.
“Ditambah memobilisasi mesin 4 MW dari Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk membantu mengatasi pemadaman bergilir di Kota Ambon. Kita harap kehadiran mesin 3 dan 4 MW bisa mengatasi krisis listrik di Kota Ambon,”katanya. (*)