26.6 C
Ambon City
Rabu, 11 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perayaan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, Ini Harapan Walikota Ambon

AMBON, SPEKTRUM – Dalam rangka perayaan Hari Besar Umat Katolik, yakni Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam sekaligus penutupan Tahun Liturgi Gerejani, maka dilaksanakan perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam Wilayah Kota Ambon.

Perarakan tersebut dilaksanakan di Gereja Katolik Santo Yoseph Paroki Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon, Sabtu (25/11/2023).

Arakan Arca Kristus Raja Semesta Alam dibuka Pj. Walikota Ambon, Bodewin Wattimena didampingi Sekretaris Keuskupan Amboina, Pastor Agus Arbol bersama tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.

Dalam sambutannya, Sekretaris Keuskupan Amboina, Pst. Agus Arbol menjelaskan, perarakan Arca Kristus Raja mengelilingi Kota Ambon baru pertama kali dilakukan sejak tahun 2004.
Sebelumnya, arakan Arca Kristus Raja hanya dilakukan antar gereja namun mulai tahun 2023 akan diarak ke seluruh Wilayah Kota Ambon. Apalagu kegiatan ini didukung masyarakat Kristen maupun non Kristen.

“Perarakan Arca Kristus Raja mengelilingi Kota Ambon, tujuannya, membangun iman umat Katolik juga Kristen pada umumnya tapi juga memiliki dampak sosial yakni membangun ketahanan dan persaudaraan antara umat Kristen dan non Kristen,” kata Arbol.

Untuk orang Katolik dan Kristen pada umumnya, kata Arbol, Kristus itu Raja Damai. Untuk menghormati sang Raja Damai maka masing-masing orang ada damai yang merajai hatinya, cinta kasih merajai dirinya yang akan berbuah pada lingkungan sekitar.

Dalam menghayati Kristus sebagai Raja Semesta Alam hal yang mesti dilihat umat Kristen yang berdampak positif yakni, dengan meneladani Kristus sebagai Raja adalah model dalam perjalanan hidup, umat Kristen di dunia.

“Berkenan dengan perarakan Arca Kristus Raja Semesta Alam ini, saya mengajak umat sekalian untuk merenungkan tentang makna seorang Raja yang dikenakan pada Yesus Kristus bukan dipahami dalam pahaman politis, seorang raja yang berkelimpahan harta dan kekuasaan. Yesus sebagai raja, harus dilihat dari hubungannya dengan makna salib. Konsep raja yang dujenakan Yesus Kristus, lebih mengarah lada melayani, menderita, dan siap sedia untuk berkorban,” jelas Arbol.

Yesus lanjut Arbol, telah menunjukan contoh pengorbanan sejati kepada manusia, Dia telah memperlihatkan sisi raja yang sesungguhnya, yakni mengorbankan diri demi keselamatan umat manusia.
Yesus mengajak segenap umat Kristiani untuk melepaskan ego diri yang terkadang menjadi hambatan untuk menjadi manusia yang murah hati.
“Ego ini menjadikan manausia tidak peduli terhadap sesama dan tidak punya unsur semangat berkorban,” katanya.

Refleksi umat Katolik akan raja lanjut Arbol, seharusnya selalu hadir dan diikuti dalam seluruh perjalanan kehidupan sebagai sebuah komunitas dalam semangat kebersamaan di Paroki, Stasi, Rukun dan kategorial, bahkan antar gereja, umat serta masyarakat

Sementara itu, Pj. Walikota Ambon, Bodewin Wattimena dalam sambutananya menjelaskan, perayaan Kristus Raja Semesta Alam merupakan perayaan gerejani yang mengingatkan umat beragama tentang janji kedatangan Kristus sang Raja Semesta Alam untuk kedua kalinya.
Kristus Raja Semesta Alam membawa pesan kedamaian dan cinta kasih kepada seluruh umat manusia. Hal ini menunjukan kedudukan dan posisi gereja yang cinta damai dan memiliki semangat persatuan dan persaudaraan

“Gereja walaupun merupakan institusi ilahi, namun secara sosial merupakan institusi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial kemanusiaan. Karena gereja lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Gereja adalah tumpuan manusia yang dipanggil Kristus, untuk menjadi Garam dan Terang Dunia,” katanya.

Gereja Paroki Santo Yoseph Passo sebagai wilayah Perwakilan Gereja Keuskupan Amboina, dalam persatuan gedung gereja universal merupakan sebuah lembaga keagamaan yang lahir dan berkembang dalam kultur masyarakat Maluku.
“Maka sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Maluku, Gereja Santo Yoseph Passo, dalam semangat perayaan Kristus Raja Semesta Alam turut terlibat dalam setiap usaha masyarakat dan Pemerintah Kota Ambon demi mewujudkan kedamaian dan toleransi serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Bumi Raja-Raja teristimewa di Kota Ambon Manise,” katanya berharap.

Warta atau pesan kasih dalam perayaan Kristus Raja Semesta Alam lanjut Wattimena bukan hanya menjadi tugas Paroki Santo Yoseph Passo, tetapi menjadi panggilan setiap manusia ciptaan Tuhan teristimewa masyarakat Maluku dan warga Kota Ambon.
“Panggilan untuk mewartakan budaya kasih dapat dilakukan dengan merawat kedamaian, toleransi dan kesejahteraan hidup, yang telah dibangun bersama dalam bingkai dalam semangat pela gandong, hidop orang basudara yang telah menjadi budaya sehari-hari anak Maluku,” kata Wattimena.

Pada perayaan tersebut, pelajar SD Naskat Passo mempersembahkan tarian Tanimbar dengan sangat apik dan ditutup dengan tarian yang dibawa Pemuda Masjid Waiheru. (*)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles