AMBON, SPEKTRUM – Pemerintah Kota Ambon, Senin, (9/3/2020), meluncurkan aplikasi perpustakaan digital dinamai ‘iAmbonmanise’. Peluncuran aplikasi yang akan dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon itu, berlangsung disalah satu hotel di Kota Ambon, Provinsi Maluku.
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengatakan, literasi dari perpustakaan Kota Ambon, sangat menonjol. Hal itu terlihat dari hampir setiap even nasional, Tokoh Ambon dihadirkan sebagai narasumber untuk berbagi tentang kemajuan Ambon. Dan dengan prodak yang digagas oleh digital Library ini, teknologi dapat diakses dalam genggaman (melalui hanphone).
“Saat ini, andphone mengalahkan semuanya, dengan itu dibuat demikian untuk lebih merangsang masyarakat, khusunya generasi muda untuk lebih tekun membaca. Saya berharap, agar dengan adanya iAmbonmanise ini, tingkat gemar membaca di Kota Ambon akan lebih baik kedepan,”tutur Richard.
Walikota Ambon berterimaksih, karena Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon, terus berbenah dalam pelayanan kepada masyarakat melalui ‘Peluncuran Aplikasi Perpustakaan
Digital iAmbonmanise’. Ini juga dalam mewujudkan Ambon sebagai ‘smart city’.
“Ada tiga program prioritas yang dialkukan oleh Pemerintah
Kota Ambon, yaitu Ambon Public Service, Ambon Officer Service dan Ambon Rule Service. Maka dengan peluncuran aplikasi ini, merupakan satu bagian dari upaya untuk mewujudkan ‘Ambon Smart sistem sekolah ataupun mereka yang memerlukan bantuan dalam menjelajahi dunia yang semakin komplek,”ujarnya.
Ricard juga menambahkan, Tahun 2021 nanti, kantor Perpustakaan representatif akan dibangun di Poka dengan anggaran APBN sebesar Rp. 10 miliar.
Sementara Kadis Perpustqkaan dan Kearsipan Kota Ambon, Peter Pattiasina berharap, dengan peluncuran aplikasi tersebut, minat baca warga Kota Ambon dapat meningkat.
“Diluncurkannya aplikasi ini, karena berdasarkan hasil kajian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (RI) Tahun 2019 lalu, teryata tingkat kegemaran membaca warga Kota Ambon, hanya 52,06 persen, dan itu masuk dalam kategori sedang. Dengan itu, Pemerintah Kota melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ambon meluncurkan aplikasi ini,”ucap Piter.
Dia mengungkapkan, menurutnya minat baca, disebabkan terbatasnya akses untuk memperoleh bahan bacaan. Maka dengan aplikasi ini, warga Kota Ambon, dapat membaca dengan anroid.
“Hanya dengan ketik judul buku pada aplikasi, semua jenis buku dapat dibaca melaui hanphone, dan ini bisa digunakan oleh siapapun. Dengan itu, kita berharap, melalui aplikasi iAmbonmanise ini, gemar membaca anak-anak milenial serta masyarkat pada umumnya, dapat dikembangkan,”harapnya.
Sedangkan, Ounder Digital Liberary sekaligus CEO Aksara Maya, Sulasmo Sudharno menjelaskan, bahwa mengingat hari ini, sosial media telah menjadi informasi sumber utama. Tetapi konsepnya, semua orang menulis mengaploud apa saja, dan itu menyebar kemana mana tanpa ada yang menvalidasi dan membenarkan apa yang diaploud itu.
“Semua orang sangat subjektif, dan itu yang dimakan dan diterima oleh kita sebagai pengguna sosial media. baik itu hoax, ujaran kebencian, dan itu yang menjadi konsumsi kita sehari hari, padahal bisa dikatakan akun di sosial media itu 30 persen enggin (enjin), sehingga prodak ini diciptakan untuk itu. Artinya, bagaimana pemerintah hadir. Untuk itulah dicipatakan perpustakan ini,”jelasnya.
Terkait perpustakaan digital ini juga, lanjutnya, diatur dalam Undang Undang Nomor 43 Tahun 2017 yang isinya tentang perpustakan “perpustakaan e-lembaga yang diberikan amanat untuk mengelola karya tulis, karya rekam untuk semua aspek kehidupan masyarakat, mulai dari pelestarian, pendidikan, penelitian, rekreasi dan informasi”.
Yang mana lima hal ini, sehingga dengan perpustakaan digital ini bisa masuk dalam semua sektor.
“Diera digital ini, tidak mungkin kita hanya diam membawa perpusatakaan dalam bentuk yang konvensional. Maka “iAmbonManise” hadir untuk mentransformasi dunia perpustakaan menjadi sumber konten yang valid kepada masyarakat melalui aplikasi android,”katanya.
Harapannya, ini bisa menyebar, kontennya bisa ditambah, tidak hanya konten konten yang dari penerbit mengstrim, tetapi konten lokal bisa juga dimasukan.
Perpustakaan digital ini tidak hanya milik Dinas, tetapi semua OPD, Sekolah, Gereja atau Tokoh tokoh masyarakat, bisa membangun perpustakaan yang namanya ipustaka yanh kemudian mengaploud konten kontennya.
“Tapi sebelum dibagikan, tentu diferifikasi dulu oleh Dinas Perpustakaan, supaya kevaladasiannya bisa dijaga. Setelah itu kita tambahkan fitur fitur sosial media, ada pertemanan, komen, share, diskusi sehingga perpustakaan ini bisa hidup menjadi sumber informasi, dan masyarakat merasa memiliki konten sendiri.
Diketahui, perpustakaan digital sebelumnya diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku pada Tahun 2019 lalu. (S-01)