AMBON, SPEKTRUM – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Ambon, Provinsi Maluku, berlaku curang. Warga mengeluh, akibat jarang mendapat kuota air bersih dari Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD, kota bertajuk Ambon Manise itu.
Kondisi tersebut sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Dimana biasanya tga hari sekali warga mendapat air. Pihak PDAM Ambon justru sengaja membuat sistim buka tutup dengan alasan simpangsiur (tidak jelas). Bahkan warga RTO2/RW020, Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon, mengaku sudah tiga bulan terakhir, tidak mendapat air dari PDAM Ambon.
“Normalnya itu biasanya tiga hari sekali air PDAM mengalir 3 sampai 4 jam. Tapi sudah tiga bulan terakhir, saya dan warga di kompelks ini sulit mendapat air PDAM Ambon,” keluh Asnawir warga RT02/RW020 Desa Batu Merah kepada Spektrum Online di Ambon, Selasa, (24/03/2020).
Menurut Asnawir, akibat kondisi ini, memaksa dia dan warga sekitar harus membeli air pada mobil tengki, bahkan juga berharap air hujan.
“Kami beli air dari mobil tangiki itu harga 200 ribu ukuran 6000 liter. Untuk pemakaiannya biasa dua minggu. Kalau hujan kami pun manfaatkan untuk mengisi ke bak penampung,” ungkapnya.
Dia dan warga di kompleksnya ini pun telah mengkomplain pihak PDAM Ambon. Namun petugas PDAM Ambon berdalih situasi ini karena debit air berkurang alias menutun.
“Padahal, sudah tidak lagi musim kemarau. Mereka bilang akan tindaklanjuti, tetapi faktanya sampai sekarang belum direaliaasikan. Air belum mengalir ke rumah rumah warga disini,” tegas Asnawir penuh kecewa.
Selain itu, kata dia, baru satu kali mengalir hanya berlangsung kurang lebih satu jam saja. “Itu pun mengalirnya sangat kecil tidak deras atau lancar seperti tiga bulan lalu. Itu pun kami telepon kemudian petugas membuka kran. Tapi satu jam kemudian mati sampai saat ini tidak mengalir kembali,” ungkapnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan warga di RT004/RW009 Kebun Cengkih, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau Kota Ambon.
Djafar salah satu warga RT004/RW009 pun mengungkap buruknya pelayanan pihak PDAM Kota Ambon dalam memberlakukan sistim buka tutup.
“Sebelumnya, tiap hari air dari PDAM hampir tiap hari mengalir. Setelah itu diberlakukan tiga hari sekali, tujuh hari bahkan hingga 15 hari sekali baru jalan. Aneh saja, ada warga di kompleks lain, justru tiap hari dapat air PDAM Kota Ambon,” kesalnya.
Komplain pun telah disampaikan warga seyempat ke PDAM Ambon, namun hanya janji yang diberikan. Sebaliknya tidak direalisasikan.
“Warga sudah sering tegur petugas melakukan sistim buka tutup pipa utama, namun komplain ini juga tidak dihiraukan pihak PDAM Ambon,” imbuhnya.
Untik itu, Djafar meminta pihak PDAM Ambon dalam pendistribusian air bersih dapat berlaku adil kepada seluruh pelanggan di wilayah kota Ambon.
“Alasan debit air berkurang, padahal bukan musim kemarau. Harus adil. Kami tidak pakai air PDAM secara gratis. Tiap bulan kami bayar tagihan,” tegasnya.
Akibatnya, dia dan warga di RT ini harus membeli air dari mobil tangki.
“Ini karena kondisi air dari PDAM Ambon itu tidak lagi mengalir normal. Saya biasanya beli per tangki Rp.220.000, ukuran 5800 Liter. Bisa pakai 1 minggu. Kalau hujan kami juga manfaatkan untuk isi ke bak penampung,” terangnya. (S-14)
Keluhan sudah tidak lagi dipedulikan. Kecuali ada biaya perbaikan walaupun di luar meter. Paling kurang Rp.400,000,00
Ayo viralkan pak, biar sampai ke telinga pimpinannya, sy warga kebun cengkeh perum aimar jg merasakan hal yg sama, tiap bulan kami taat bayar tp air nyala sebulan sekali