Ragam  

Keluhan Pasien Covid-19 Untuk Wali Kota Ambon

AMBON, SPEKTRUM – Pemerintah mestinya telah mempertimbangkan berbagai hal tentang dampak dari covid-19. Salah satunya, menyangkut kelanjutan hidup keluarga pasien covid-19, yang notabenenya, pasien tersebut merupakan tulang punggung keluarganya. Karena berdampak, ketika seseorang terpapar corona, dan oleh Pemerintah, yang bersangkutan harus dikarantina sampai sembuh dengan waktu yang tidak diketahui. Maka, mestinya ada jaminan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Seperti yang terjadi bagi pasien covid-19 yang sudah beberapa minggu ini, menjalani karantina di kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), yang berlokasi di Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Ambon.
Kepada Spektrum, Sabtu (24/10/2020), salah satu pasien covid-19 yang dikarantina di LPMP, Ibu Rosina (48) menuturkan, Pemerintah Kota Ambon seakan menutup mata atas kondisi tersebut. Bahkan melempar tanggungjawab kepada Pemerintah Provinsi, padahal diketahui, bahwa Pemprov hanya fokus pada penanganan pasien covid-19.
Pasien yang ber-KTP Kota Ambon dan kesehariannya bekerja sebagai pegawai honorer itu mengatakan, dirinya selaku tulang punggung keluarga, namun saat divonis positif covid-19 dan harus menjalani karantina, keluarganya kesulitan.
“Saya masuk sejak 28 September 2020 setelah ditracking oleh Dinkes. Dan sampai saat ini, tidak ada satupun perhatian dari Pemerintah Kota Ambon bagi keluarga saya. Dua hari lalu, saya dimintai uang untuk kebutuhan keluarga, dan saya tidak punya uang untuk kebutuhan makan keluarga saya. Anak saya diurus oleh kerabat, tapi mau sampai kapan,”ujarnya sedih.
Dengan itu, Rosina berharap, Wali Kota Ambon, Richrad Louhenapessy bisa menyikapi persoalan ini dengan hati yang bijaksana.
“Semoga pak Wali Kota bisa mendengar jerih suara hati seorang ibu ketika anak-anaknya dalam kondisi kelaparan, sementara ibunya terpaksa dikarantina karena divonis corona,”katanya.
Kondisi yang sama juga dialami pasien covid, Patrick Papilaya, bahwa selama dirinya menjalani karantina di LPMP, keluarganya terlantar.
Dia mengaku heran dengan fakta penanganan covid-19 di Kota Ambon. Pasalnya, pernyataan Wali Kota Ambon di media Carang TV tertanggal 19 Juli 2020 lalu, bahwa keluarga pasien covid-19 pasti diberikan bantuan, namun faktanya, tidak demikian.
“Ternyata apa yang disampaikan pak Wali Kota itu bohong. Yang terhormat tuan besar Richard Louhenapessy, jangan cuman beretorika, tapi faktanya nol. Padahal dana Kota Ambon untuk penanganan covid itu besar, karena keluarga pasien juga masuk dalam proses penanganan itu,”tandasnya. (S01)