AMBON, SPEKTRUM – Kasus penganiayaan anak dibawa umur MP yang dilakukan William Lomo anak dari Jandri Lomo salah satu kontraktor di Masohi yang sampai saat ini tidak kunjung diproses.
Pelaku penganiayaan terlihat bebas berkeliaran di Kota Masohi dan tidak tersentuh hukum. Padahal, kasus ini telah dilaporkan dua minggu lalu. Diduga kuat, kasus tersebut sengaja didiamkan lantaran akan muncul kasus dugaan aborsi yang melekat pada kasus tersebut.
Sebab, jika kasus penganiayaan diproses maka kasus dugaan aborsi harus diproses juga lantaran aborsi merupakan tindakan melawan hukum yang harus diproses hukum.
Mandeknya kasus penganiayaan ini diduga kuat merupakan intervensi tingkat tinggi mengingat ayah pelaku penganiayaan merupakan kontraktor yang cukup dikenal di Kota Masohi.
“Ini pasti sudah diintervensi, hingga kasus ini tidak jalan sebab, ayah dari William Lomo merupakan kontraktor yang cukup terpandanglah,” kata Mutmaina salah satu tetangga korban.
Sayangnya, Kapolres Maluku Tengah, AKBP Hendrik Purwono yang dihubungi Spektrum melalui pesan singkat whatsapp maupun sambungan telepon tidak menjawab ataupun membalas pesan yang dikirim.
MP dihajar berulangkali dengan kepalang tangan oleh Wiliam Lomo dan sejumlah rekannya. Penganiayaan terjadi pada Rabu, 22 April 2020. Kasus ini berawal dari chatting di aplikasi media sosial, massanger. Seorang gadis dibawah umur berinisial GM, mengontak MP.
Baca juga : Kasus Penganiayaan Didiamkan Polres Malteng
Dia mengaku hamil. Gadis manis ini juga menkonfirmasi kalau pacarnya William Lomo. Dalam percakapan itu, anak belia ini mengaku hamil. Tak lupa gambar tespeck dikirim ke massanger MP sebagai bukti kalau dia hamil
Dalam percakapan itu, muncul nama William. Diduga akibat adanya percakapan tersebut menjadi pemicu kemarahan Willy Lomo. Dia kemudian mengajak beberapa temannya untuk menjemput MP. MP saat itu ada di rumahnya.
Ada dua mobil. Pelaku menggunakan mobil HR-V. Saat mendekati rumah korban, pelaku melihatnya sedang berjalan. Mereka mendekati korban. Dan memaksa korban masuk mobil. Korban ikuti saja kemauan para pelaku.
Korban dibawah ke lokasi dekat rumah pelaku William. Disana para pelaku membiarkan korban duduk. “Kamu chatting apa sama cewek saya,” tanya William kepada korban. Korban membantah chatting sama cewek pelaku.
Korban bahkan mengaku, kalau HP miliknya sedang rusak. Kerusakan itu sudah sebulan lalu. Namun para pelaku tidak percaya. Wiliam langsung memukul korban. Korban terjatuh. Dia terus memukul korban, hingga bagian wajahnya mengeluarkan darah.
Setelah puas, korban dibiarkan pulang. Melihat anaknya pulang babak belur, ibu korban kaget. Dia menanyakan sapa pelakunya. Setelah mendapat identitas pelaku, orang tua korban melapor ke SPKT Polres Malteng.
“Sayangnya hingga kini laporan kami tidak kunjung diproses,” katanya kepada Spektrum di Masohi, Jumat, (24/04) lalu. (S-16)