LANGGUR, SPEKTRUM – Harga Sembilan Bahan Pokok atau Sembako di daerah setiap menjelang perayaan natal dan akhr tahun atau memasuki tahun baru, kerap mengalami kenaikan harga. Namun kondisi tersebut berbeda dengan Langgur, Ibukota Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Maluku.
Pantauan lapangan, mulai nenjelang natal 25 Desember 2020 hingga awal tahun 2021 ini, harga sembako di Langgur-Malra tetap stabil di pasar. Meski begitu transaksi jual beli berkurang akibat Covid-19.
Menurut warga setempat, kenaikan harga sembako biasanya terjadi karena kelangkaan pasokan, kenaikan harga BBM, sampai pada kebijakan pemerintah.
Uli, salah satu pemilik kios sembako mengakui, harga sembako di pasar Langgur stabil, kecuali beras sedikit mengalami kenaikan harga. Kondisi itu ikut berpengaruh terhadap harga jual.
“Harga beras biasanya naik Rp5.000. Kalau harga telur disini mengalami kenaikan cukup tinggi. Ada yang jual Rp 50.000 per rak, bisa dinakkan jadi Rp 65.000 per rak,” kata Uli di Pasar Langgur, kemarin.
Ia memastikan stok persediaan sembako untuk melayani konsumen atau pembeli, tetap tersedia. Sementara itu untuk harga daging ayam, tidak ada kenaikan harga yang berarti meskipun harga belinya meningkat.
Di tempat yang sama, Ena, salah satu penjual daging ayam mengatakan, harga daging ayam per freezer sebelum menjelang natal 25 Desember 2020 lalu naik hingga Rp 1.718.000, dari harga Rp1.600.000. Tapi harga jual tidak mengalami naik, sehingga tidak memberikan keuntungan.
“Soal keuntungan rata-rata para pedagang disini tidak seperti biasanya. Tentu ini dampk dari Covid-19,”ungkapnya.
Ia menjelaskan, pendapatan pedagang sebelum wabah Covid-19 dengan kondisi saat ini sangat berbeda jauh. Pendapatan para pedagang di Langgur lebih besar sebelum ada Covid-19.
“Tetapi kondisi kemudian berubah drastis saat terjadi Covid-19. Pendapatan para apedagang tentu menurun. Pembeli sepi karena khawatir dengan virus corona,” terangnya. (Milka Viona Rahakbauw/Mahasiswa UKIM)