Daerah  

Jalan Pengerasan Huamual Rusak, Ini Pemborosan Anggaran

PIRU, SPEKTRUM – Awalnya proyek pembangunan jalan di Kecamatan Huamual diapresiasi dari warga. Namun dari informasi, pekerjaan diambil dan dilakukan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian  Barat (SBB). Padahal, merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Maluku. Kini kondisi jalan tersebut sudah rusak dan dinilai boros anggaran.

Setelah Pemkab SBB mengambil tanggung jawab pekerjaan jalan tersebut, kini apresiasi warga terhadap pemerintah dipimpin Bupati, Moh. Yasin Payapo itu berbalik menjadi cemooh dan warga juga merasa pesimis terhadap kepemimpinannya. Pasalnya, masyarakat di Huamual merasa efek jalan yang dikeraskan tersebut tidak bertahan lama, dan sudah rusak.

Dari pantauan di lapangan, akibatnya ruas jalan semakin tidak karuan dan dibiarkan terbengkalai. Apalagi di musim penghujan akhir-akhir ini, menambah parah lagi kerusakan jalan dimaksud. Terparah di wilayah La’ala. Sementara wilayah Dusun Olas seakan juga rusak, dan tidak tersentuh sama sekali.

Terhadap hal tersebut, menurut anak Kecamatan Huamual, Asril Luhulima mengaku, otomatis akan berpengaruh terhadap keuangan negara. Bahkan dirinya meminta Pemkab SBB untuk tidak salah menggunakan anggaran untuk pembangunan.

“Saya berharap, Pemerintah Kabupaten SBB serius memperhatikan pembangunan yang dilakukan dengana menggunakan anggaran negara. Jangan dibuarkan proyek jalan di Kecamatan Huamual rusak. Apalagi saat ini musim hujan. Jangan boros terhadap keuangan negara yang digunakan untuk kepentingan banyak orang,” kata Asril Luhulima yang juga mahasiswa salah satu universitas di Ambon, kepada wartawan, Selasa, (8/9/2020) melalui sambungan selulernya.

Untuk diketahui, sepanjang jalan Kecamatan Huamual tidak memiliki selokan atau saluran pembuangan air. Ada beberapa titik menjadi sasaran meluapnya air ke badan jalan. Pekerja atau kontraktor menyiasati sejumah titik itu dengan membuatkan cincin beton atau gorong-gorong, untuk menghindari meluapnya air ke badan jalan.

Akan tetapi, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Bahkan sejumlah cicin di Desa Lokki misalanya, sudah terlepas dibawa derasnya arus air. Wilayah lain seperti di Dusun La’ala pun hampir sama kondisinya. Gorong-gorong tidak mampu menampung luapan air yang mengalir. Akhirnya, pengerasan jalan seakan tidak berarti apa-apa.

“Mestinya proyek jalan Kecamatan Huamual itu sebelum diambil, harus dikaji dari berbagai sudut serta mempunyai pertimbangan yang matang. Saya rasa pekerjaan jalan tersebut hanya untuk kepentingan dan pencitraan semata. Pihak kontraktor juga seakan tidak becus menerjemahkan kemauan Pemkab SBB,” tandasnya.

Dia mengaku kurang mengetahui besaran anggaran pasti, tapi diduga adanya pemborosan anggaran untuk proyek hanya bersifat sementara ini. Apalagi proyek ini terbilang memakan anggaran menggunakan APBD.

“Memang untuk besaran persis nilai proyeknya saya tidak tahu pasti. Tapi sudah menjadi konsumsi publik dan diangkat dalam pemberitaan media massa. Bahkan, Bupati SBB ambil alih jalan Huamual yang merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Maluku. Tanggung jawabnya diambil Bupati tentu menggunakan anggaran daerah kabupaten,” akuinya.

Disampaikan juga, kalau fakta di lapangan, pengerasan jalan itu efeknya tidak bertahan lama. Diharapkan Pemkab SBB harus lebih transparan dalam pelayanan, terutama dari segi pemabangunan infrastruktur dan penggunaan anggaran.

“Jika tak mampu, jangan dipaksakan. Terkesan nantinya seperti pemborosan anggaran. Kita sebagai warga juga harus mengontrolnya,” imbuhnya. Hingga kini Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten SBB, belum memberikan keterangan, saat dihubungi melalui selulernya. (MG6)