SPEKTRUMONLINE.COM, AMBON – Peserta Sidang Sinide GPM ke 39 tahun 2025 diingatkan agar memilih calon Ketua Sinode GPM yang mampu bersikap humanis dan tidak eksklusif. Sebab satu dekade belakangan ini, Ketua Sinode GPM dipimpin orang-orang aristokrat yang sangat eksklusif.
Masalahnya berbagai kasus di GPM selama ini tidak pernah diselesaikan secara tuntas, seperti Kasus keuangan Ambon Timur, bobolnya brankas keuangan Kantor Sinode, Rumah Sakit Sumber Hidup (GOM), dan lainnya.
Kemandekan dan berlarut – larutnya penyelesaian tersebut akibat dari sistem manajemen yang buruk, dan aturan gereja tidak ditegakan. “Keikhlasan dan kejujuran dalam kerja di tingkat Sinode jangan berimbas ke klasis dan jemaat. Oleh sebab itu butuh tokoh pembaruan jadi Ketua Sinode GPM. GPM harus melawan Roh Sindikat yang diduga sudah menyesatkan para Pelayan dan Umat Tuhan sesuai dengan tulisan Prof Dr. Aholiab Watloly ( buku Bergereja dengan Roh Sindikat) sudah terjadi penghianatan kepada Tuhan,”kata sumber Spektrum di internal MPHS GPM, semalam.
Dikatakan, apalagi diera digital dan globalisasi butuh SDM memadai dalam memimpin GPM, untuk mengembalikan GPM menjadi Gereja Kenabian.
“Para Pelayan tidak lagi menjadi alat politik transaksi yang sudah merajai para pelayan yang berpikir makro namun bertindak mikro,”terangnya.
Selain itu, saat ini GPM butuh figur yang bisa bekerjasama dengan penyidik di Reskrimum Polda Maluku untuk menuntaskan kasus dugaan penggelapan dana di Klasis Pulau Ambon Timur (KPAT).
“Ini masalah penting yang harus dituntaskan, untuk itu GPM butuh pimpinan yang punya kemauan membersihkan lembaga ini hingga tuntas,”kata sumber.
Salah satu contoh, tambah sumber yakni memenuhi semua permintaan penyidik untuk mendatangkan Auditor Eksternal.
“Penyidik telah meminta semua bukti ke Ketua Sinode GPM, Elifas T. Maspaitella yang pernah datang ke Reskrimum Polda Maluku bersama anggota MPHS GPM, yakni FP untuk menjelaskan semua hal tentang raibnya uang senilai Rp.6,8 milyar termasuk bukti-bukti juga buku kas yang belum ditemukan, serta diminta keterlibatan akuntan publik guna memeriksa hasil tim verifikasi dan buku kas, tali tudak pernah diberikan,”kata sumber.
Untuk itu, penyidik meminta kejujuran L dan keterbukaan dari MPHS GPM kepada jemaat korban kasus KPAT. Menurut penyidik, lanjut sumber ,yang paling tahu kasus KPAT hanya ada pada Pdt. Elifas Maspaitella (Ketum Sinode dan Pdt. S.I. Sapulette (Sekum).
“Karena saat terjadinya kasus KPAT Ketua Sinode dijabat Ates Werinussa dan Sekretaris Umum Pdt. Elifas Maspaitella. Sebab, jika Pdt. EM mengetahui ada kasus tersebut, kenapa tidak dilaporkan bahkan hingga meninggalnya bendahara KPAT 2021, baru dilaporkan tahun 2022,”jelas sumber.
Untuk itu, sumber ini mengingatkan peserta sidang yang memiliki hak suara agar jangan memilih calon yang terkontaminasi dengan berbagai persoalan terutama kasus dugaan penggelapan uang di KPAT.
“Pilih pimpinan yang kerja bersih dan takut Tuhan,”tegas sumber ini.
Untuk diketahui, saat ini ada tiga nama calon kuat yang diharapkan memimpin MPHS GPM lima tahun mendatang.
Ketiga calon tersebut merupakan kader GPM terbaik, yakni Pdt. I.S. Sapulette, Pdt. Sonny Hetharia dan Pdt. Rudy Fabeat. (tim)