SPEKTRUMONLINE.COM, AMBON – Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku, Levinus Kariuw beberapa hari kemarin menyampaikan akan melakukan evaluasi menyeluruh atas hasil yang dicapai kontingen Maluku di PON Bela Diri 2025 di Djarum Arena, Kaliputu, Kudus, Jawa Tengah (Jateng) yang baru berakhir pada Minggu (26/10/2025) kemarin.

Sebagaimana diketahui, Kontingen Maluku mengakhiri kompetisi PON Bela Diri Kudus dengan meraih 9 medali yang terdiri dari 3 medali emas, 3 medali perak dan 3 medali perunggu.

Rincian dari 9 medali yang diraih tersebut masing-masing 3 medali emas pada cabang olahraga Kempo, 3 medali perak dari cabor Karate, 2 medali perunggu dari cabor Silat, serta 1 perunggu pada cabor Kempo.

Komandan Kontingen PON Beladiri Maluku, Alberth Fenanlampir kepada wartawan di Bandara Pattimura menyampaikan, PON Bela Diri di Kudus telah selesai, dan di kalsemen perolehan medali itu Maluku berada pada peringkat ke-12.

Sejak awal KONI Maluku dibawah kepemimpinan Sam Latuconsina ini tidak mematok target, karena terlepas dari keterbatasan KONI dan Pemerintah Daerah, juga waktu latihan bagi para atlet menuju ajang nasional tersebut sangat kurang, sehingga apa yang diraih oleh kontingen Maluku sudah sangat luar biasa.

Menurutnya, 28 hari untuk persiapan menuju PON Beladiri itu seyogyanya tidak akan mampu meningkatkan kualitas fisik maupun yang lain-lain bagi atlet.

“Saya kira bahwa ini prestasi yang sangat baik. Kita patut bersyukur, bahwa dalam kondisi keterbatasan KONI Maluku dan juga Pemerintah Daerah, masih bisa memberikan kontribusi yang baik kepada daerah ini,”ujar Fenanlampir.

Prestasi yang dicapai pada PON Bela Diri 2025 di Kudus ini sekaligus menjadi embrio menuju PON di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) para Tahun 2028 mendatang.

Fenanlampir menyebut, KONI pernah punya slogan ‘Maluku Bangun’, yang rtinya olahraga Maluku ini harus bangun dari tidur. Namun kini bukan lagi bangun dari, tapi sudah jalan dengan Maluku Bangkit, karena memang bangkit dari mati.

“Kita menganggap bahwa Maluku kemarin adalah kematian dalam bidang olahraga. Maka hari ini kalau kita menorehkan prestasi ini, saya menganggapnya sebagai satu kebangkitan. Karena dengan hasil ini bukan saja menjadi embrio menuju PON 2028, tapi juga embrio dari program ‘Maluku Bangkit’,”katanya

Dia berharap, program Maluku Bangkit khusus di bidang olahraga, mulai Januari 2026 mendatang bisa berjalan baik sampai seterusnya dan bisa memberikan kontribusi yang baik pula.

“Tentu masih banyak yang harus kita benahi, dengan cukup waktu, serta anggaran yang tersedia dan perhatian dari pemerintah daerah saat ini, saya kira menjadi modal dasar untuk kita bisa bergerak,”tandasnya. (RED)