Fauzan Ingatkan Masyarakat SBT Rawat Persaudaraan

BULA, SPEKTRUM – Lepas dari Kabupaten Maluku Tengah sudah 17 tahun Seram Bagian Timur berdiri menjadi daerah otonom. Tiga pemimpin telah dilahirkan masyarakat SBT melalui gawe Pilkada. Pada 9 Desember 2020, masyarakat di bumi Ita Wotu Nusa itu kembali memilih Bupati-Wakil Bupati.

Pemimpin ke-empat yang terpilih dalam pesta demokrasi lima tahunan ini, diharapkan membawa perubahan. Utamanya, membangun daerah dan masyarakat agar keluar dari berbagai keterpurukan.

Masyarakat SBT diimbau untuk tetap menjaga serta merawat hubungan persaudaraan antar sesama. Dalam politik, berbeda pilihan itu lumrah. Masyarakat harus hindari konflik. Ciptakan pilkada damai dan berkualitas.

Fauzan Husni Alkatiri, Anggota DPRD Provinsi Maluku dari Fraksi PKS, mengingatkan masyarakat akan pentingnya merawat hubungan persaudaraan antar sesama. Ia menganuurkan kepada seluruh masyarakat untuk belajar dari tiga pelaksanaan pilkada SBT sebelumnya.

“Masyarakat harus jadikan pilkada 15 tahun lalu sebagai bahan evaluasi dalam berdemokrasi. Urusan politik tidak boleh mengorbankan silaturahim antara sesama,” ujar Fauzan kepada wartawan di Bula, Ibukota Kabupaten SBT, Senin malam, (30/11/2020).

Fauzan pun mengajak konstituennya untuk menerima siapa pun yang datang ke kampung-kampubg yang ada di kabuoaten SBT.

Fauzan menilai, tiga pasangan calon Bupati-Wakil Bupati SBT yang berkompetisi harus diterima, sehingga masyarakat bisa mendengarkan langsung apa yang disampaikan oleh para kandidat.

“Angka buang urusan politik, jika kemudian hubungan silaturahim kita terkorbankan. Siapa saja yang datang di negeri ini harus diterima. Mau Abdul Mukti Keliobas, Abdullah Vanath, mau Rohani Vanath datang, samua datang untuk dengar mereka carita apa,” tuturnya.

Mantan ketua umum HMI Cabang Bogor ini, masyarakat SBT harus merdeka dalam menentukan pilihan politik, tanpa ada tekanan dari siapapun. Dalilnya, rakyatlah yang berdaulat kepada figur siapa yang akan mereka pilih.

Sehingga dia meminta masyarakat tidak boleh berkonflik akibat perbedaan dalam pilkada.

“Yang pilih ADIL boleh, yang pilih Nina-Ramah boleh, yang pilih FAHAM apalagi. Semua boleh. Ini urusan politik lima tahunan saja, yang seng boleh satu deng yang lain baku angkat parang. itu seng boleh,” tegasnya.

Fauzan juga mengajak masyarakat untuk berdoa agar Allah menghadirkan pemimpin yang baik untuk masyarakat SBT. Pemimpin yang betul-betul memahami permasalahan daerah sehingga dapat membawa kabupaten penghasil minyak dan gas itu, menjadi lebih baik.

“Beta juga minta doa dari masyarakat, semuanya harus berdoa untuk tiga kandidat ini. Mereka adalah saudara kita. Doakan Mukti Keliobas-Idris Rumalutur, Fachri Husni Alkatiri-Arobi Kelian dan katong punya ipar Rohani Vanath dan wakilnya Ramly Mahu,” anjurnya.

Diketahui, pilkada 9 Desember 2020 di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah untuk empat kali. Pertama pada 2005. Kedua 2010, ketiga 2015 dan ke-empat 2020.

Tiga pemimpin sebelumnya yang dilahirkan masyarakat bumi Ita Wotu Nusa itu adalah Abdullah Vanath – Sitti Umuriah Surwaky (periode 2005-2010 dan 2010-2015), serta Abdul Mukti Keliobas – Fahcri Husni Alkatiri periode 2015-2020. (TIM)