Ragam  

Efek Gempa, Proses Belajar-Mengajar Dilaksanakan di Tenda

Kepala BNPB, Letjen TNI, Doni Monardo, saat mengunjungi pengungsi di Kecamatan Pulau Haruku dan Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Rabu (09/10/2019). Menurut Doni, kehadirannya untuk kedua kalinya di Maluku pasca gempa merupakan instruksi Presiden RI, Joko Widodo.

AMBON, SPEKTRUM – Pasca gempa bumi 26 September lalu hingga sekarang, para siswa SD Negeri 1 dan 2, di Negeri/Desa Oma Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, terpaksa menjalani proses belajar mengajar di tenda darurat.

Tenda biru tempat menampung siswa-siswi untuk menimba ilmu sangat sederhana, hal ini karena efek gempabumi yang masih terjadi. Mereka belajar tanpa meja dan kursi hanya duduk pada daun kelapa yang digelar di atas tanah.

Meski begitu, para siswa-siswi ini tetap semangat menerima ilmu dari guru mereka.  Kondisi prihatin itu disaksikan langsung oleh Kepala BNPB Pusat, Letjen Donny Moenardo saat berkunjung ke Pulau Naruku, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu, (9/10/2019), didampingi Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal.

Kepada Moenardo, salah satu guru SD Negeri 2 Oma menjelaskan kondisi sekolah lama mereka. “Ada bagian bangunan yang retak, kami kuatir jika proses belajar mengajar dilakukan di sana maka bisa berakibat fatal jika terjadi gempa agak besar,” kata ibu guru ini.

Kepada siswa-siswi, Moenardo berpesan agar tetap semangat belajar agar bisa tercapai cita-cita mereka.

“Siapa yang mau jadi Presiden RI, tentara, polisi atau guru,” tanya Moenardo yang langsung dibalas dengan acungan jari para siswa.

Menyikapi hal tersebut, Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal menjelaskan, Pemkab Malteng akan merundingkan cara terbaik untuk proses belajar-mengajar para peserta didik.

“Kita akan pertimbangkan akan membangun sekolah sederhana dari terpal atau membangun ‘sabua’ yang ditutupi atap. Selain murah, pembangunan dengan konsep ini lebih nyaman,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya akan mencari tempat yang layak untuk pembangunan tersebut.

“Kasihan kalau anak-anak dibiarkan terus menerus akan terganggu kesehatan. Kita akan terus mengupayakan berbagai cara untuk anak-anak ini,” tandasnya.

Penanganan pendidikan menurut Tuasikal akan diperioritaskan, bila perlu orang tua atau masyarakat dihimbau untuk turut berpartisipasi.

“Ini kondisi darurat, segala sesuatu harus diupayakan, bila perlu orang tua murid ikut berpartisipasi misalnya dengan menyumbangkan daun atap dan lainnya,” terang Tuasikal. (S-16)