AMBON, SPEKTRUM – Wakil Ketua DPRD Maluku, Richard Rahakbauw mengaku akan memanggil Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Maluku untuk mendengarkan penjelasan mereka seputar berbagai persoalan.
Richard mengatakan, pemanggilan BPDASHL karena , berbagai keluhan telah ditemukan saat pengawasan beberapa waktu lalu di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual. Instansi tersebut, menurut dia, saat melaksanakan programnya tidak pernah koordinasi dengan pemerintah Malra dan Kota Tual.
“Tentu sebagai kepala daerah mereka pertanyakan itu. Yang jadi persoalan ketika ada program di sana, mereka tidak melakukan koordinasi dengan Pemda setempat. Padahal ini penting. Sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik. Untuk itu, perlu ada panggilan agar dibicarakan bersama,” kata Richard Rahakbauw kepada wartawan, di kantor DPRD Maluku, kemarin.
Koorditantor Komisi II DPRD Maluku ini mengaku, komisi punya hak untuk memaggil, sehingga ke depan, kejadian yang sama tidak lagi terjadi di kabupaten lain. “Sebagai Wakil rakyat sudah pasti kita panggil,” akuinya singkat.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Maluku, Saudah Tuankota/Tethol juga mengaku demikian. Baginya, jika BPDASHL tidak lagi menghiraukan kordinasi dengan kepala daerah di tingkat kabupaten/kota, maka segera angkat kaki saja dari Maluku.
Saudah juga pertanyakan program BPDASHL dengan dana miliar rupiah, namun belum tau lokasi pekerjaannya dimana. Oleh sebab itu, perlu ada pemanggilan agar disampaikan secara terbuka.
“Saya pertanyakan anggaran sebesar itu ke mana? Lalu programnya dimana saja? Kalau tidak ada silahkan angkat kaki dari Maluku. Kami punya daerah kok, tidak mau kerja sama,” jelas Saudah.
Dikatakan, BPDASHL sejauh ini belum tersentuh oleh Komisi II DPRD Maluku, baik lewat panggilan untuk dilakukan pertemuan bersama. Agenda pemanggilan tetap dilakukan setelah pengawasan nanti.
“Ini perlu, agar publik Maluku juga mengetahui apa saja yang dikerjakan selama ini oleh instansi tersebut. Saya sudah bertekad panggil mereka. Kok bisa anggaran sebesar itu, kami tidak tahu apa programnya, dan di mana lokasinya? Inikan aneh,” tandasnya. (S-06)