30 C
Ambon City
Minggu, 13 Oktober 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dirjen Hubla Restui Kuota BBM Subsidi untuk Kapal PDI

AMBON, SPEKTRUM – PT Pertamina Ambon dinilai sengaja membiarkan KM Roro Cantika Lestari 99 C berlabuh di dermaga Hurnala Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

PT Pertamina selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diduga sengaja membuat kapal tersebut tidak melayari rute Tulehu – Masohi., dengan cara tidak memberikan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Pihak PT Pelayaran Dharma Indah (PDI), selaku pemilik KM Roro Cantika Lestari 99 C, pernah melayangkan surat ke Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub RI, dengan perihal permohonan alokasi BBM bersubsidi. Surat itu bernomor 407/PTDVAMB/VIll/2019 tanggal 19 Agustus 2019.

Surat dari PT. PDI kemudian ditanggapi Ditjen Hubla Kemenhub dengan surat bernomor 101/98/1/XI – 2019. Isi surat tersebut intinya Persetujuan Rencana Pengoperasian kapal pada trayek tetap dan teratur angkutan laut dalam negeri Nomor AL.101/2000/2955/2880/19 Siupal B XXV-110AL 58 Tanggal 05 Maret 2003.

Surat persetujuan ini ditandatangani Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut atas Dr. Capt. Wisnu Handoko. Tembusan surat itu ke Direktur Jenderal Perhubungan Laut Sekretaris Dirjen Perhubungan Laut, dan BPH Migas.

Soal balasan surat dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kepada Direktur PT PDI dibenarkan Anos Yeremias Ketua Komisi III DPRD Maluku.

“Saya juga telah menerima salinan surat tersebut dan pada Senin, 18 November, saya akan menemui BPH Migas guna mengupayakan kuota BBM untuk kapal tersebut,” kata Anos Yeremias, kepada Spektrum, kemarin.

Sementara itu, salah satu staf PT. Pertamina Cabang Ambon yang tidak mau namanya dipublish mengungkapkan, kuota BBM subsidi ditentukan BPH Migas berdasarkan surat dari perusahaan pelayaran pemilik kapal.

“Pertamina hanya mengeksekusi kebutuhan BBM setelah kuotanya ditetapkan BPH Migas. Pertamina tidak memiliki kewenangan menentukan kuota. Kami hanya mendistribusi sesuai perintah BPH Migas,” terangnya kepada Spektrum di Kompleks Pertamina-Wayame Ambon, Kamis (14/11/2019).

Diketahui, akibat tidak adanya kapal penyeberangan Masohi -Tulehu, sejumlah persoalan sosial kemasyarakatan muncul. Salah satu contoh, meningkatnya harga barang karena keterbatasan alat transportasi setelah Jembatan Waikaka rusak parah dan hingga kini belum bisa diperbaiki.

Saat ini, satu-satunya alat transportasi yang paling efektif adalah kapal laut. KM Roro Cantika Lestari 99 C, salah satu kapal yang bisa memuat penumpang dalam jumlah besar, serta 40 unit kenderaan roda empat.
Namun, hingga kini kapal tersebut belum juga berlayar karena belum memperoleh BBM bersubsidi dari Pertamina. (S-16)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles