AMBON, SPEKTRUM – Harga beras di hampir seluruh Indonesia mengalami kenaikm harga. Hal ini terjadi lantaran gagal panen pada beberapa daerah penghasil padi atau beras, lantaran terdampak badai El Nino.

Kondisi ini bukan hanya terjadi di Indonesia namun juga di beberapa daerah yang selama ini menjadi pendistribusian beras ke Indonesia yakni Vietnam dan Thailand.

Akhirnnya pemerintah daerah diminta untuk lakukan penanggulangan beras agar tidak memberatkan masyarakat.

Menyikapi kondisi ini, anggota Komisi II DPRD Maluku, Johan Lewerissa menyentil kebijakan Pemerintah Pusat yang ‘cenderung’ tidak berpihak pada masyarakat Maluku.

Salah satu kebijakan tersebut yakni tidak dibelinya beras produksi masyarakat dibeberapa daerah oleh Perum Divre Bulog.
“Bulog tidak membeli beras hasil produksi masyarakat di Maluku misalnya di Pulau Buru lantaran tingginya kadar air pada beras tersebut,” kata Lewerissa kepada wartawan di Sekretariat DPRD Maluku, Selasa (29/08/2023).

Ribuan ton produksi padi Maluku yang dihasilkan dari beberapa daerah misalnya, Pulau Buru, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.

Besarnya produksi padi, menjadikan Maluku khususnya Pulau Buru sebagai salah satu lumbung beras di Indonesia.

Namun sayangnya, hasil produksi petani tidak bisa dibeli Bulog lantaran tidak memenuhi standar uji produksi.
Sehingga petani harus putar otak menjual secara mandiri ke daerah tetangga, seperti ke Sanana, Maluku Utara, dan beberapa wilayah terdekat lainnya termasuk menjualnya ke Sorong, Papua.

“Petani kita sangat dirugikan, setelah panen dilakukan contoh tahun 2022 sebanyak 5000 ton, tidak bisa dibeli oleh Bulog, akhirnya mereka jual ke daerah-daerah sekitar seperti di Sanana Malut, bahkan hingga ke Sorong – Papua begitu juga dengan hasil panen di Seram Utara,” kata Lewerissa.

Untuk itu, Lewerissa berharap perhatian serius dari Pemerintah Pusat, dengan membangun laboratorium uji hasil produksi, sebagai wujud kepedulian terhadap petani di Maluku.

Lewerissa juga mendorong Pemda Maluku agar membangun kerjasama dengan Bulog, untuk membeli hasil produksi petani, sebagai cadangan beras di daerah.

“Kita tahu persis stok beras dalam negeri tidak mencukupi, apalagi dengan terpengaruh cuaca, el Nino. Pemerintah daerah harus bekerjasama dengan Bulog, agar supaya semua hasil produksi petani dibeli, sehingga menjadi cadangan beras di daerah,” tegas Lewerissa. (HS-16)