DOBO, SPEKTRUM – Masyarakat Kabupaten Kepulauan Aru merasa berterima kasih, karena mendapan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 3 in 1, Pembuatan Aneka Olahan Berbasis Ikan, untuk Angkatan VII tahun 2023.
Diklat ini dibuka oleh Anggota Komisi VII DPR-RI, Mercy Chiesty Barends, ST, Rabu, (29/3/2023) bertempat di cafe rame-rame, Dobo. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Balai Diklat Industri Makasar dengan Konisi VII DPR-RI. Dalam rangkaian agenda Kunjungan Kerja (Kunker) di Kabupaten Kepulauan Aru, mulai 29 Maret – 4 April 2023 nantinya.
Untuk kegiatan dimaksud, menghadirkan juga Kapala Diklat Industri Makasar, Herry Bagus, SE dengan tim dalam menyampaikan materi pada sesi Diklat tersebut.
Selain itu, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Aru, Imelda Parera kesempatan itu menyampaikan, dengan pelatihan ini, para peserta dapat menyerap materi dari nara sumber, demi memperkaya pengetahuan dan mendapat pengalaman mengolah sumberdaya alam nabati maupun hewani, untuk menambah dan memperbaiki gizi anak dan juga keluarga.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR-RI asal Maluku, Mercy Chriesty Barends menandaskan, dirinya memang mengkhususkan untuk datang karena ada tiga kegiatan besar yaitu, satu Diklat khusus intensif selama 7 hari kepada kurang lebih 50 peserta dalam rangka pengolahan sumber daya kelautan sumberdaya ikan perikanan.
“Saya berharap dengan sumber daya perikanan kita yang melimpah di Kabupaten Kepulauan Aru ini dapat diolah dengan memberi nilai tambah yang lebih tinggi. Sehingga bisa masuk di pasar-pasar lokal pasar ‘online’ dalam berbagai produk yang menarik yang inovatif dengan nilai ekonomi yang tinggi,” harap Barends.
Ia menambahkan, semuanya itu tentunya tidak bisa dilakukan kalau peserta yang terdiri dari para ibu ini dibiarkan seperti ini saja .
“Makanya hari ini pelatihan intensif ini kita berikan. Dan akhirnya mereka akan mendapatkan sertifikasi-sertifikasi khusus dari Kementerian Perindustrian, dan diharapkan, dengan sertifikasi yang mereka dapat itu artinya mereka mendapat ilmu mendapatkan keterampilan dan kemampuan kewirausahaan sebagai seorang pengusaha lokal untuk membangun keluarganya. Dengan wirausaha barunya dengan produk-produk unggulan dan bisa lihat dari sumber daya lokal yang ada,” akuinya.
Selain itu, Barends menambahkan, sumber daya alam lokal yang ada di sini banyak, dan tudak usah cari jauh-jauh. Banyak hasil laut ada di sini, bisa diolah dan kebetulan di Aru ini sumber daya perikanan sangat melimpah.
“Dari hasil sumber daya olahan ini selain untuk memperkuat gizi keluarga tetapi juga di sisi yang lain bisa meningkatkan ekonomi keluarga. Jadi, anak-anak bisa bertumbuh kembang dengan pertumbuhan yang baik yang berkualitas. masyarakat menjadi lebih sehat tetapi di sisi lain, ekonomi keluarga meningkat, karena produk yang olahan ini adalah produk olahan dengan nilai ekonomis dan unggulan yang tinggi. Bisa dikelolah dalam berbagai bentuk dan bisa masuk di pasar mana saja.
Tidak saja di pasar lokal, bisa masuk di pasar di Ambon, dikirim ke Jakarta lewat pasar ‘online’ dan macam-macam. Artinya sudah banyak contoh, di mana-mana mereka tembus pasar online dan mereka mendapatkan pendapatan berkali lipat. Ada per orang itu ada yang Rp.20 juta per bulan, Rp.10 juta per bulan dan lainnya, karena permintaan datang serempak. Masuk di pasar online itu kan jutaan orang ada di situ, dan bisa memilih produk mereka. Mungkin produk yang sama ada di pasar online, makanya kemasannya harus bagus harus higienis dan menarik. Jadi orang, oh ini olahan dari mama-mama dari Kabupaten Kepulauan Aru, ini pasti lebih enak karena sumber daya perikanan kualitasnya lebih bagus,” tuturnya.
Disampaikan, produk olahan dari Aru baik dibandingkan dengan hasil yang dibawa ke Jakarta itu ikannya sudah mati berkali-kali.
Harapan berikut lagi adalah peserta dituntun untuk lebih profesional mengelola usaha-usaha kecil mereka wirausaha mandiri mereka yang kecil ini dapat mereka olah dengan profesional dengan wirausaha yang baik dengan sistem keuangan yang baik pula, dengan perencanaan yang baik bagaimana menghitung pasar dengan baik dan mereka pada akhirnya bisa menjadi pengusaha-pengusaha lokal yang dicari investor dari luar.
“Kita bikin investor-investor pengusaha-pengusaha wirausaha baru dari daerah Aru dan ini luar biasa, kalau kita bisa membuat mereka semua berdaya dengan produk-produk unggulan yang ada, pasti keluarga berdaya, juga Desa berdaya, Kelurahan berdaya, Kabupaten berdaya maka privinsi juga ikut berdaya. Itu hakikat dari kemajuan pembangunan di satu kabupaten. Dengan keluarga-keluarga seperti ini, maka ekonomi yang berdaya mengeluarkan kita dari kemiskinan. Jadi tidak usah yang besar-besar.
Kita mulai dari yang kecil-kecil begini. Harapa saya juga, jika masyarakat semua berdaya dan punya obsesi kalau 1 bulan masyarakat bisa punya uang Rp.2,5 juta dalam tangan saja ada kondisi emergency anak-anak sekolah, kesehatan keluarga bisa teratasi, dan ini luar biasa. Masa obsesi ini tidak bisa tercapai.
Pasti bisa dong. Kita dari pemerintah dari DPR-RI serta dari berbagai pihak memberikan berbagai dukungan dan fasilitas bagi masyarakat harus punya kemauan yang tinggi untuk keluar dari kemiskinan. Caranya adalah kita melakukan dan memberikan pengetahuan pelatihan teknologi dan seterusnya, agar masyarakat bisa berkembang,” tambah Barends berharap.
Sementara itu, Kepala Balai Diklat Industri Makasar, Hery Bagus mengatakan, tujuan diadakan Diklat 3 in 1 ini yakni, dengan Pembuatan Aneka Olahan Berbasis Ikan, maka 1). Mampu memahami dan mempraktekkan GMP, sanitasi dan higiene dalam pengolahan ikan. 2). Mampu memahami dan mempraktekkan K3 di tempat kerja.3. Mampu membuat surimi (olahan enak) dan produk diversifikasi pengolahan ikan. 4). Men-sertifikasi kompetensi peserta Diklat.
“Sasarannya adalah tersedianya calon tenaga kerja industri pembuatan aneka olahan ikan yang siap pakai,” kata Bagus.
Dia berharap, pada Diklat 3 in 1 Pembuatan Aneka Olahan Berbasis Ikan adalah Menjamin Penerapan GMP dan SSOP, Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja, Membuat Surimi, Bakso Ikan, Otak-Otak Ikan, Pempek Ikan, Fish Stick/Breaded Ikan, Naget Ikan dan Teori Pengolahan Produk Perikanan ini, para peserta Diklat di Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 50 orang, bisa mendapat ilmu dan mampu mempraktekannya nanti.
Disampaikan, data masing-masing peserta tercatat secara terpusat di aplikasi SIDIA Kemenperin sehingga peserta hanya memiliki satu kali kesempatan mengikuti Diklat di BDI Makassar. (HS-05)