Anggota Dit Polairud Polda Maluku Gelar Peduli Stunting di Negeri Tial

AMBON, SPEKTRUM – Jajaran Direktorat Polairud Polda Maluku terus menggelar kegiatan untuk mengatasi stunting di wilayah Maluku. Seperti yang dilakukan anggota Kapal Patroli (KP) XVI-2013, Dit Polairud Polda Maluku, Sabtu (25/3/2023).

Mereka menggelar kegiatan peduli stunting di Negeri Tial Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, bersama Puskemas Perawatan Suli dan Posyandu Dusun Pasir Panjang.

Dalam kegiatan ini, anggota Dit Polairud Polda Maluku bersama tenaga kesehatan menghimbau masyarakat terutama para ibu memperhatikan tiga hal untuk pencegahan stunting. Yakni, perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

Direktur Polairud Polda Maluku, Kombes Pol Handoyo Santoso S.IK, M.Si mengatakan, upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia khusuanya Maluku yang kaya akan sumber daya ikan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal.

Tentunya dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

“Anggota kita terus melakukan kegiatan program Dit Polairud Polda Maluku peduli stunting, ini tugas kita bersama untuk mencegah dan mengatasi stunting di Maluku,” kata Handoyo.

Masalah stunting pada anak-anak masih menjadi hal serius yang dihadapi bangsa Indonesia. Stunting menjadi ancaman kesehatan Indonesia.

Hal ini dikarenakan stunting bisa menyebabkan gangguan kognitif, tumbuh kembang yang tidak optimal, hingga penurunan IQ.

Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK memaparkan bahwa stunting merupakan masalah yang kompleks di Indonesia.

“Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Dampak jangka pendek yang terjadi akibat stunting adalah perkembangan otak dan tumbuh kembang yang tidak optimal. Sedangkan untuk dampak jangka panjang ialah gangguan kognitif dan memiliki nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan dewasa yang tidak pernah mengalami malnutrisi,” kata Ray.

Ray menambahkan bahwa kasus stunting harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius karena bisa berdampak ke penurunan kecerdasan anak.

“Perlu diperhatikan bahwa kekurangan gizi tidak hanya berdampak pada penurunan berat badan tetapi berkurangnya asupan energi ke otak. Pertumbuhan otak 80 persen terjadi ketika dua tahun pertama pertumbuhan anak, sehingga selama periode ini penting bagi anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar otak bisa berkembang maksimal,” tuturnya.

Untuk itu beberapa hal perlu diperhatikan oleh para orang tua, dimulai dari faktor risiko dan potensi sumber penyebab stunting seperti status gizi ibu, status kesehatan selama masa kehamilan.

“Terdapat beberapa aspek penting yang harus diperhatikan untuk pencegahan stunting yaitu asupan nutrisi seimbang sejak masa kehamilan, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas pada anak, memperhatikan sumber protein terutama protein hewani yang mengandung asam amino, menjaga kebersihan secara menyeluruh, pemenuhan hidrasi yang cukup serta pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur,” ujar Ray.

Pentingnya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan pemahaman dari masyarakat Indonesia tentang cara pemenuhan nutrisi yang tepat. (MG-16)