Talle : Periksakan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan, Gratis
AMBON, SPEKTRUM – Target Indonesia di tahun 2030 tidak ada lagi ditemukan kasus baru HIV AIDS. Untuk itu, masyarakat dihimbau untuk memeriksakan diri secara gratis di fasilitas kesehatan terdekat.
Di Kota Ambon, pemeriksaan bisa dilakukan di Puskesmas Waehaong, Karpan, Rijali, Benteng, Poka dan Passo.
Juga di RSUD Haulussy Kudamati, RS Sumber Hidup, RS Leimena, RS Siloam, RS Bhayangkara, RS Alfatah, RS Oto Kuik, RS Latumeten dan Klinik Candela.
“Pemeriksaan ini dilakukan secara gratis atau tidak dipungut biaya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Ambon, dr. Rems Talle dalam paparannya di kegiatan Meeting of Service Networking Development yang dilaksanakan di Lantai 5 Geduang Keuangan Negara Provinsi Maluku, Jumat (16/06/2023).
Rems menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Ambon mencatat ada 140 kasus baru HIV AIDS sejak Januari hingga Mei 2023.
“Besaran angka tersebut terdeteksi setelah kita lakukan tahapan skrining,” kata Talle.
Ke 140 kasus baru tersebut ditemukan oleh fasilitas kesehatan yakni tiga kasus terdeteksi di kawasan Air Salobar, 23 kasus di Waihaong, tiga kasus di Belakang Soya, tiga kasus di Puskesmas Christina Martha Tiahahu, lima kasus di Nania, dan tiga kasus di Hative Kecil.
Kemudian, tiga kasus di Puskesmas Karang Panjang, Enam kasus di Puskesmas Arbes, dua kasus di Rumah Sakit Bhayangkara, 13 kasus di RSUD Haulussy, dua kasus di RS Al-Fatah, 13 kasus di RS Siloam, Sembilan kasus di Balai Kesehatan Paru Masyarakat, 26 kasus di Klinik Candela, dan Sembilan kasus di RS Leimena.
Selain itu, untuk kawasan Rijali, Kilang, Lateri, Passo, Poka, Benteng, dan Halong masing-masing 1 kasus.
Dijelaskan, target pemerintah agar ada tiga zero di tahun 2030 yakni Zero New HIV Infection (tidak ditemukan kasus HIV baru), zero AIDS Relate Death (tidak ada kematian akibat AIDS) dan Zero Discrimination (tidak ada lagi diskriminasi).
“Kita punya jargon STOP yakni Skrining, Temukan, Obati dan Pertahankan,” kata Talle.
Sementara itu, Direktur Yayasan Pelangi Maluku, Rossa Karamoy menjelaskan untuk mengurai fenomena gunung es pada kasus HIV AIDS pihaknya berupaya menjangkau masyarakat yang rentan terpapar.
Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Ambon kurun Desember 2022 hingga Mei 2023, Yayasan Pelangi Maluku berhasil menjaring 1.170 orang dengan capaian 1.167 orang yang dites, terdiri dari 750 laki-laki dan 417 perempuan.
“jika digolongkan berdasarkan komunitas yakni Wanita Pekerja Seks Langsung (WPSL) ditemukan 12 kasus, Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPSTL) sebanyak 17 kasus, pelanggan WPSL 82 orang, pelanggan WPSTL 163 orang, Waria 26 orang, Laki Suka Laki (LSL) 380 kasus, pasangan suami isteri 440 kasus, lainnya 34 kasus hingga total 1.167 kasus,” kata Rossa.
Jika digolongkan berdasarkan usia, maka ada 865 kasus yang ditemukan pada golongan usia 25-49 tahun.
Disusul kelompok usia 20-24 tahun ada 120 kasus , usia 50 – 59 tahun ada 102 kasus dan 39 kasus untuk usia diatas 60 tahun.
Selain itu, 20 kasus untuk usia 15 sampai 19 tahun, 19 kasus untuk usia 5 sampai 14 tahun, dan usia 0 hingga 4 tahun ada dua kasus. (HS-16)