DOBO, SPEKTRUM – Peneguhan anggota Sidi Baru jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Dobo, sebanyak 316 orang.
Ratusan pemuda/pemudi ini mengaku sisp memikul Salib Kristus. Pengakuan anggota Sidi Baru ini dilakukan dalam ibadah Minggu, (10_04/2022).
Tradisi dalam tatanan GPM, iman menjadi satu-satunya untuk menuju jalan keselamatan kekal.
Sebanyak 316 anggota Sidi ini dibagi dalam enam jam ibadah, pada tiga gedung gereja.
Di Gereja Bethel pada ibadah I (pukul, 07:00 WIT) diteguhkan 58 orang, dan pada ibadah II (pukul 09:00 WIT) sebanyak 64 orang.
Begitupun di Gedung Gereja Solagracia, ibadah I diteguhkan 42 orang dan pada ibadah II sebanyak 44 orang.
Sedangkan pada Gereja Eden, ibadah I diteguhkan 51 orang dan ibadah II diteguhkan 53 orang.
Menurut Ketua Majelis Jemaat GPM Dobo, Pendeta J. Lokollo, S.Si, selain Peneguhan Sidi anggota jemaat di tiga gedung gereja (Betel, Eden dan Solagracia), ada juga 4 (empat) anggota jemaat yang diteguhkan untuk menjadi anggota Sidi Baru di Lapas.
“Jadi selain peneguhan dilaksanakan di gedung gereja, ada empat anggota sidi yang diteguhkan di Lapas Dobo. Secara keseluruhan ada sebanyak 316 orang yang menjadi anggota sidi baru, jemaat GPM Dobo. Mereka semuanya mengaku bersedia memikul salib bersama Kristus,” terang Lokollo.
Pendeta Lokollo yang memimpin ibadah II di gedung Gereja Eden, mengamabil pembacaan Alkitab dari Lukas, 23:26-32 dengan perikop, ‘Yesus Dibawa Untuk Disalib’ ini, menghendaki anggota jemaat yang diteguhkan merasa penderitaan dirasakan Yesus, hingga Yesus disalib.
“Mengikut Yesus harus menyangkal diri dan memikul salib bersama-NYA. Penderitaan Yesus hingga mati di tiang kayu salib adalah untuk menebus dosa umat manusia. Itu adalah untuk penggenapan Firman Tuhan. Jadi, anggota sidi gereja yang baru harus meninggalkan hidup yang lama dan mengikuti ajaran Yesus demi keselamatan kekal di Surga,” kata Lokollo dalam refleksinya.
Dalam khotbah Lokollo menambahkan, sebagai orang Kristen, memikul salib itu sangat berat. Salib bukan saja berupa bentuk fisik salibnya. Tetapi juga dalam keseharian, sebagai anak Tuhan mempunyai tanggung jawab masing-masing.
“Salib Kristus yang dipikul sebagai kepala keluarga mempunyai tanggung jawab kepada keluarga. Begitu juga dengan salib yang diemban sebagai ibu rumah tangga. Dan salib yang disematkan kepada anak-anak yang harus bertanggung jawab dan berbakti kepada orang tua, dan selalu berbuat baik sesuai ajaran Yesus,” imbuhnya.
Lokollo menambahkan, dalam Minggu-minggu sengsara Yesus ini, setelah melewati semua kesengsaraan, dan Yesus disalibkan kemudian mati di kayu salib, maka Anak Allah itu akan bangkit pada hari ketiga, sebagaimana dinubuatkan Firman Allah. (HS-05)