AMBON, SPEKTRUM – Himpunan Mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dalam Basudara Maluku menggelar _Web_ Seminar (Webinar) dengan tema “Keberhasilan Pemerintah Membangun Papua dalam Prespektif Basudara Maluku”, Jumat (19/06/2020) dipandu dari Gedung IAIN Ambon.
Webinar yang dimoderatori alumni IAIN Ambon, Randi Tohiyano menghadirkan 2 narasumber yang cukup dikenal di kalangan mahasiswa yakni Wakil Rektor III Unpatti, Dr. Jusuf Madubun, M.Si dan Dosen IAIN Ambon, Dr. Abidin Wakano, M.Ag.
Dari sisi pembangunan dan pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM), Dr. Jusuf Madubun, M.Si mengatakan selain pembangunan infrastuktur, yang dibutuhkan Papua yang paling penting pembangunan SDM.
“Secara fisik, pembangunan Papua dapat dilihat dari berbagai pembangunan infrastruktur yang telah berhasil memberikan berbagai peningkatan. Disisi lain, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua masih dibawah daerah lainnya. Saat ini yang dibutuhkan Papua tidak hanya infrastruktur, namun pembangunan SDM,” ujar Jusuf Madubun dalam sambutannya.
Warek III Unpatti tersebut juga menyatakan bahwa Pemerintah harus fokus dalam mengubah status sosial masyarakat Papua, salah satunya melalui penguatan Program ADik atau Afirmasi Pendidikan Tinggi.
“ADik merupakan program pemerintah dalam memberikan masyarakat Papua akses dan kesempatan untuk belajar. Namun demikian, perlu adanya perpanjangan batas pembiayaan biaya pendidikan (UKT), penambahan biaya hidup, ketersediaan biaya pembinaan hingga biaya khusus untuk hal darurat bagi masyarakat Papua”, tambahnya.
Sementara itu dari sisi keberagaman umat, Dr. Abidin Wakano, M.Ag menjelaskan bahwa masyarakat Papua dan Maluku termasuk dalam satu kesatuan Ras Mealenesia, dan memiliki relasi yang sangat kuat baik secara psikologis maupun historis.
“Secara psikologis, orang-orang Papua memanggil orang Maluku dengan sebutan kakak karena kita merupakan satu kesatuan yang sama yakni Ras Melanesia. Hal tersebut menjadi sebuah spirit atau semangat dalam upaya pembangunan di Papua maupun Maluku”, ujarnya.
Pihaknya menilai bahwa pembangunan berbagai infrastuktur untuk kemajuan Papua yang dilakukan Presiden Joko Widodo sangat baik, namun masih diperlukan upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada orang asli Papua khususnya melalui dialog, pertemuan dan _sharing session_.
“Kedepannya, Pemerintah harus tetap menjaga masyarakat Papua, relasi Papua dengan Maluku dapat dijadikan cara untuk mendekatkan diri dengan Papua. Di Indonesia, cukup banyak suku dan budaya, oleh karena itu dialog-dialog Papua tanah damai dalam memperkuat relasi itu sangatlah penting. Menjadi satu bangsa bukan karena warna kulit yang sama namun karena kita semua satu saudara”, ucap mantan Ketua MUI Prov. Maluku itu.
Dalam _Closing statement_, Randi Tohiyano menyatakan bahwa sesuai data BPS, IPM Papua dan Papua Barat meningkat pada tahun 2018 dan tingkat kemiskinan di Papua dan Papua Barat juga menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat Papua semakin meningkat.
Di Maluku, masih banyak mahasiswa Papua yang mengungkit permasalahan rasisme. Namun, masyarakat yakin bahwa seluruh masyatakat Papua mengakui adanya keberagaman. (S-16)