23.8 C
Ambon City
Senin, 9 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Shell Hengkang Bikin Inpex Terus Optimis

AMBON, SPEKTRUM – Hengkangnya Shell Upstream Overseas Ltd, perusahaan hulu minyak dan gas (migas) milik Shell Oil Company asal Belanda, dari pengembangan lapangan minyak dan gas (Migas) Blok Masela, membuat Inpex optimis. Keluarnya Shell diduga terkait makin menurunnya harga gas di dunia.

Isu lain menyebut perusahaan migas raksasa milik negeri Kincir Angin itu, kalah saing dengan Inpex asal Jepang. Sebab Shell hanya memiliki hak partisipasi (participating interest/PI) 35 persen. Sementara Inpex Corporation memegang 65 persen PI. Dengan keluarnya Shell dari Blok Masela, spekulan pun meramal hal tersebut akan memberi celah bagi investor atau perusahaan migas lain di dunia, untuk masuk menggantikan Shell.

Bahkan keluarnya Shell, membuat alias bikin pihak Inpex Corporating Ltd terus optimistis dengan proyek LNG Blok Masela di Kepulauan Tanimbar itu, akan tetap berjalan sebagaimana yang direncanakan. Meskipun ada kemungkinan Shell Upstream Overseas Ltd melepas sebagian atau seluruh sahamnya di proyek tersebut.

Acting Corporate Communication Manager INPEX Masela, Moch N. Kurniawan, seperti dihubungi Antara Rabu (8/7) mengatakan, sebagai operator Proyek LNG Abadi dan dengan dukungan Pemerintah Indonesia, raksasa perusahaan migas Jepang itu yakin proyek ini akan terus berlanjut.

“Kami secara aktif terus bekerja melaksanakan POD (Plan of Development/rencana pengembangan) yang telah disetujui oleh Pemerintah Indonesia,” kata Kurniawan.

Menyangkut dengan kabar mundurnya Shell dari proyek tersebut, Kurniawan menyatakan pihaknya tidak berada pada posisi menjawab aktivitas komersial dari perusahaan migas Belanda itu.

“Kami menyarankan untuk langsung menanyakan hal tersebut ke Shell. Saat ini kami tetap fokus pada pengembangan Proyek LNG Abadi,” katanya.

Kurniawan juga mengelak ketika ditanyakan tentang pembicaraan antara Shell dan INPEX terkait masalah pengalihan PI (Participating Interest) Shell yang sebesar 35 persen. “Kami tidak bisa berkomentar soal itu,” katanya.

Sebelumnya, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan, Shell secara resmi belum menyatakan mundur dan sedang berdiskusi dengan INPEX dan beberapa mitra potensial untuk pengalihan PI tersebut.

Julius lebih jauh menyatakan mundurnya Shell atau divestasi sahamnya di LNG Abadi juga harus menunggu persetujuan Menteri ESDM. Hak pengelolaan proyek LNG Abadi Blok Masela dipegang oleh INPEX dan Shell, masing-masing dengan besaran saham 65 dan 35 persen.

Saat ini Proyek LNG Abadi berada pada tahapan Persiapan Front End Engineering Design (FEED) atau Desain Detil.

Setelah FEED selesai, tahapan penting selanjutnya adalah Tahapan Final Investment Decision (FID) atau Keputusan Akhir Investasi, Tahapan Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) atau Konstruksi, dan terakhir Tahapan Produksi atau Operasional.

Sementara itu, jika benar Shell Upstream Overseas Ltd, benar hengkang dari Blok Masela, hal ini dinilai akan menambah kompleksitas pengembangan blok migas itu. Sebelumnya Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan Shell telah melaporkan rencana melepas hak partisipasi di Blok Masela kepada internal SKK Migas.

Seluruh prosesnya dilaksanakan secara bisnis bersama Inpex Corporation selaku operator blok tersebut.  Jika proses itu selesai, Shell dan Inpex bakal melaporkan kepada SKK Migas. Kemudian, SKK Migas meminta persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Selain itu, Shell dan Inpex tengah mencari investor baru untuk Blok Masela. Namun, tidak bisa memproyeksi jangka waktu proses pencarian mitra tersebut.  (ANT/S-14)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles