AMBON, SPEKTRUM – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gotong Royong Masohi Program Studi Pendidikan Biologi melalui LLDIKTI Wilayah XII menerima Bantuan Dana Wirausaha untuk dua proposal pendanaan.
Kedua proposal tersebut masing-masing, Cookies Bidurica (Biji Durian Ikan Cakalang)” dan POC-FORTRICHOMAL.
Proposal yang lolos merupakan proposal tentang Pembuatan Produk Inovatif dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya alam yang tersedia di Kabupaten Maluku Tengah.
“Saya bersyukur bahwa tahun 2022 STKIP medapat dua produk dari dua kelompok yang memang sangat baik dan manfaatnya besar. Dan ini bukan hasil akhir yang dibanggakan, tapi bagaimana menerima bantuan dari LLDIKTI Wilayah XII Maluku-Maluku Utara bukan hanya dua produk yang lolos tapi harus lebih dari itu dan bisa memberikan pelajaran kepada mahasiswa-mahasiswa yang lain,” ujar Ketua STIKIP Gotong Royong Masohi, Kalasum Selehulano, kepada wartawan, Minggu (25/09/2022).
“Sebagaimana mengikuti kegiatan kewirausahaan sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemerintah untuk membantu mahasiswa dalam proses perkuliahan kedepan dengan inovasi-inovasi yang baik dan bagaimana kita sebagai mahasiswa mampu menghadapi zaman yang begitu pesat sekarang ini,” imbuhnya.
Adapun produk inovasi mahasiswa STIKIP Gotong Royong Masohi yakni, proposal I yaitu, “Cookies Bidurica (Biji Durian Ikan Cakalang)” Biskuit Fortifikasi Tepung Biji Durian dan Ikan Cakalang Sebagai Pangan Alternatif Sumber Nutrisi Penunda Lapar, yang diketuai oleh Dewi Saputri Nganggun dengan 4 orang anggota yakni Sitti Rahmatia Nurlette, Anarsyin Masahelupical, Kurnia Wati Tehurua, dan Armi Tamamala, dengan Dosen Pembimbing Centhya Victorin Maitimu, SP, M.Si.
Judul ini diangkat karena melihat potensi biji buah durian yang sering dianggap tidak bermanfaat, banyak masyarakat di wilayah Maluku, khususnya di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Seram Bagian Timur, menganggap biji durian sebagai sampah karena masyarakat hanya mengkomsumsi daging buah durian.
Kurangnya edukasi tentang diversifikasi pangan olahan menjadikan biji durian tidak bernilai. Melihat adanya potensi dari biji durian yang dapat dijadikan produk inovatif, maka Mahasiswa STKIP GR Masohi Program Studi Pendidikan Biologi berinovasi dengan membuat Cookies Bidurica dari tepung biji durian dan ikan cakalang yang dapat dijadikan sebagai pangan alternatif penunda lapar. Cookies Bidurica dibuat dengan mendayagunakan sumber potensi lokal daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai jual secara ekonomis.
Sementara proposal kedua yaitu, “POC-FORTRICHOMAL” yakni, Pupuk Organik Cair Formulasi Jamur Trichoderma Sp dengan Daun Gamal (Gliricidia Sepium) sebagai Agen Penyubur Tanaman.
Tim pada proposal kedua ini diketuai Andriana Hakapaa, dengan 3 orang anggota yakni Julianus Lerkat, Sahnur Nanuayo, Bela Ayu Aloatuan, dengan dosen pembimbing Centhya Victorin Maitimu, SP, M.Si.
Judul ini diangkat sebagai bentuk kepedulian mengatasi maraknya penggunaan pupuk anorganik yang membahayakan.
POC-Fortrichomal merupakan pupuk alternatif penganti pupuk anorganik yang terbuat ekstrak daun gamal yang tersedia di alam, yang jika diformulasikan dengan jamur Trichoderma sp akan menghasilkan pupuk organik cair dengan unsur hara tinggi sebagai agen penyubur tanaman.
Dengan melihat potensi tersebut mahasiswa STKIP GR Masohi Program Studi Pendidikan Biologi berinovasi membuat produk pertanian berkelanjutan dengan konsep ramah lingkungan yaitu POC-Fortrichomal (Pupuk Organik Cair-Formulasi Jamur Trichoderma sp dan Daun Gamal), yang bertujuan untuk menekan penggunaan pupuk anorganik pada tanaman, sekaligus sebagai agen penyubur tanaman.
Tersedianya bahan utama (daun gamal) di alam dan nasi basi yang mudah diperoleh lewat kerjasama dengan mitra (warung dan pedagang kaki lima), ditunjang dengan bahan pendukung air kelapa yang mudah diperoleh (pasar tradisonal), air beras (mitra dan ibu rumah tangga), serta gula kelapa (produsen tradisional), menjadi sebuah alternatif produk inovatif berupa POC-Fortrichomal berkonsep pertanian ramah lingkungan sekaligus bernilai ekonomis yang dapat diusahakan secara berkala.
POC-Fortrichomal dapat dijadikan sebagai agen penyubur tanaman baik pada tanaman hortikultura, tanaman hias, tanaman rempah maupun jenis tanaman lainnya yang dapat dibudidayakan, dengan keunggulan sebagai produk inovatif dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam (daun gamal), potensi lokal daerah (air kelapa dan gula kelapa) serta pemanfaatan sampah yang tidak ternilai (nasi basi dan air beras) menjadi bernilai ekonomis berbasis pertanian berkelanjutan dengan konsep ramah lingkungan, dengan cara penggunaan yang praktis yaitu disemprotkan lansung pada daun atau batang tanaman.
Dengan semangat kegotong-royongan yang dimiliki STKIP Gotong Rotong Masohi marilah terus menghasilkan karya-karya inovasi terbaik anak negeri, guna menciptakan sumber daya yang berkualitas, berpotensi, inovatif, kreatif dan berdaya saing tinggi yang siap membangun negeri. “Lakukan apa yang kamu bisa, dengan apa yang kamu miliki, di mana pun kamu berada.” – Theodore Roosevelt. Jayalah terus Kampus Biru STKIP Gotong Rotong Masohi.
Inovasi Mahasiswa ini juga diapresiasi oleh DPRD Maluku Tengah, Ketua Komisi II Hasan Alkatiri mendukung hasil dan memotivasi mahasiswa untuk terus berinovasi sehingga bisa menciptakan produk-produk yang unggul dan mampu bersaing di pasar Indonesia khususnya di Maluku Tengah.
“Kami pimpinan komisi II mendukung hasil karya anak bangsa yang kreatif dari mahasiswa STKIP Gotong Royong Masohi. Produk Cookies Bidurica dan bahan biji durian-ikan cakalangdan POC-Forthicomal Pupuk Organik Cair Formulasi Jamur Trichoderma Sp Dengan Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Sebagai Agen Penyubur Tanaman,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga akan menggandeng UMKM yang ada agar bisa dipasarkan di tingkat kecamatan dan ini bisa didistribusikan ke seluruh BUMDES yang ada di Kabupaten Maluku Tengah.
Tinggal bagaimana pihak kampus dan pihak pemerintah daerah bersinergi untuk buat kerjasama agar produk anak bangsa ini bisa dinikmati oleh masyarakat,” kata Ketua NU Maluku Tengah ini berhatap.
Semantara itu, secara terpisah Disperindag Maluku Tengah menginginkan Produk Inovasi Mahasiswa STKIP Gotong Royong ini harus dilakukan secara kontinuitas.
“ini paling bagus dan kami sangat bangga dengan adik-adik mahasiswa karena telah membuat produk inovasi baru,” ungkap pegawai Disperindag Maluku Tengah itu. (*)