AMBON, SPEKTRUM – Kendati pembangunan fisik Terminal Transit Passo telah mangkrak beberapa tahun lalu di zaman Walikota J. Papilaja, namun hingga kepemimpinan walikota Richard Louhenapessy, tidak ada itikad baik dari Pemkot untuk melanjutkannya.
Padahal, angggaran yang telah dikucurkan untuk terminal dan ruko tersebut puluhan miliar rupiah.
Beberapa pedagang di Pasar Passo maupun para sopir di terminal transit mengatakan, semestinya pemerintah kota tidak membiarkan bangunan semewah ini terlantar begini saja. Harusnya pembangunan ini dilanjutkan karena masih banyak orang yang ingin beraktifitas di terminal tersebur.
“Beta kira banyak orang khusunya pedagang kakilima yang ingin berjualan di sini sehingga kalau pembangunan pasar dan terminal ini dibangun kembali semuanya akan terisi.
Banyak teman-teman saya yang saat ini berjualan di Pasar Mardika juga sulit mendapat tempat yang bagus dan luas jadi pasti mereka mau kalau pembangunan terminal pasar ruko passo ini dibangun kembali. Itu khan banyak yang kosong untuk ruko itu,” kata salah satu pedagang di Terminal Transit Passo sambil menunjuk ke arah bangunan yang terlantar itu.
Pedagang yang minta tak perlu ditulis namanya ini merasa kasihan melihat bangunan sebesar dan seluas ini dibiarkan terlantar.
Bangunan pasar dari sisi fisiknya masih kuat, karena beton dengan besi jadi tinggal dilanjutkan saja.
“Beta kira kalau ada keinginan dari pemerintah untuk melanjutkan pembangunan ini, maka pasar ini akan terlihat lebih indah dan teratur dari pasar dan Terminal Mardika,” cetus pedagang setengah baya itu.
Hal yang sama juga disampaikan salah seorang sopir angkot.
“Ya kalo menurut beta mestinya terminal dan ruko ini jangan dibiarkan terlantar. Coba dilanjutkan pembangunan ini lagi karena masyarakat sangat membutuhkan. Kalau tidak ingat dulo itu terminal Transit Passo ini dibangun dengan tujuan mengurangi kemacetan di Kota Ambon. Jadi semua angkot dari tidak perlu masuk Kota Ambon, cukup lepas penumpang di Terminal Passo baru kemudian penumpang yang ke kota naik angkot menuju Kota Ambon,” kata Berty Leury salah satu sopir angkot.
Dia mengatakan, bangunan Terminal Pasar Transit Paso ini sepertinya ada ruko juga di lantai 2 dan 3, kemudiaan luasnya cukup lumayan jadi tidak seperti terminal Mardika yang sempit.
“Ya kita ini cuma masyarakat kacil yang usul saja tapi yang menentukan dan memutuskan mau dilanjutkan itu pemerintah dan katong pung bapa-bapa di DPR Kota Ambon. Kalau sayang masyarakat mestinya dilanjutkan pembangunan ini lagi,” kata Berty. (*)