27.2 C
Ambon City
Minggu, 8 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perebutan Ketua DPRD dan Kisruh di Tubuh PDIP Maluku

Wattimury : Saya Petugas Partai, Tunduk dan Patuh Pada Keputusan Partai 

 

Kemelut di tubuh PDI Perjuangan Maluku semakin rumit. Pengkhianatan kader partai terhadap para seniornya mulai terendus, termasuk merebut jabatan Ketua DPRD Maluku dari Lucky Wattimury.

AMBON, SPEKTRUM – Skenario melengserkan Wattimury mulai terlihat sejak isu hutang piutang yang melibatkan pribadi Wattimury sengaja dipresure dan kemudian berganti dengan isu pencopotan Wattimury dari jabatannya selaku Ketua DPRD Maluku jadi trending topik sejak pertengahan Sepetember 2022 hingga saat ini.

“Dua isu ini berbeda, tapi punya kaitan,” kata Lucky Wattimury dalam rilisnya yang diterima Spektrum, Kamis (06/10/2022).

Menurut Wattimury, isu hutang piutang yang melibatkan dirinya dengan Ongen sudah tidak bisa ‘digoreng’ lagi lantaran telah diselesaikan termasuk pencabutan perkara oleh korban.
“Perdamaian diperoleh setelah saya bertemu dengan saudara Ongen dan pengacaranya. Kita berhasil memetakan permasalahannya, bagaimana kronologisnya, termasuk tahapan penyelesaian yang sudah dan akan dilakukan. Tetapi yang pasti adalah di dalam otak pembuat scenario isu pinjam – memimjam uang antara saya dengan Abdul Wahan Latuamuri harus dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan Lucky Wattimury dari Ketua DPRD,” jelasnya.

Wattimury mengaku selama inj, dirinya diam, tidak pernah mengklarifikasi berita media.
“Saya memilih merenung dan mengamati siapa actor intelektual yang bermain, termasuk memanfaatkan jaringan untuk bekerja guna mendapatkan data dan fakta. Makanya hari ini baru bisa mennjelaskan semuanya kepada public supaya ada informasi yang objektif dan berimbang,” kata kader potensial dapil Kota Ambon ini.

Dari penelusurannya, terkuak fakta jika pada Sabtu (saat libut kantor) tanggal 17 September 2022, sekitar jam 18.00 Wit bertempat di tangga menuju lantai 2 Kantor DPRD Provinsi Maluku, ada tiga teman dekat saya dan beberapa yang lain bertemu.

Salah satu masalah yang menjadi perhatian kelompok ini adalah menjadikan pinjaman uang sebagai berita utama dan viral di media.
“Mereka tentukan tanggal dan hari pemberitaan yang harus diviralkan baik dimedia cetak maupun online, kemudian diviralkan,” terangnya.

Kelompok pengkhianat ini berharap dengan bantuan media, menjadi opini public sehingga DPP PDI Perjuangan menilai Lucky Wattimury – Ketua DPRD Maluku telah mencemarkan nama baik partai dan harus dicopot dari jabatannya.

Tidak hanya jabatan Letua DPRD Maluku yang jadi sasaran mereka, tapi juga info ya g didapat kelompok ini mengatur supaya tahun 2024 Lucky Wattimury tidak bisa maju calon Walikota 2024.
“Ada calon lain dari luar PDI Perjuangan yang akan diperjuangkan,” tegasnya.

Fakta lain juga akhirnya terungkap yakni, memfasilitasi gerakan untuk menjatuhkan Lucky Wattimury dari Ketua DPRD dengan cara mengajak sekelompok anak muda – aktifis untuk membuat aksi demo.
“Jaringan saya dikalangan organisasi pemuda mengingatkan saya bahwa ada actor intelektual yang bergerilya mengajak teman – teman mereka untuk melakukan demo. Isunya adalah Lucky Wattimury tidak layak pimpin DPRD karena terlibat hutang – piutang. Tujuannya demo adalah membentuk opini public secara terus – terusan, sehingga ada alasan melaporkan kepada DPP Partai, sehingga ada tindakan DPP mengganti Ketua DPRD,” kata Wattimury.

Menyikapi semua isu liar tersebut, Wattimury mengaku tidak ingin berkomentar apapun. Diam adalah pilihan terbaiknya.
“Saat itu, saya hanya mengingatkan teman-teman pemuda untuk belajar jadi pemimpin yang beretika dan bermartabat. Jangan menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuan, bisa jadi pada waktunya jabatan itu akan menjadi bencana,” jelas Wattimury.

Menyikapi isu pergantian Ketua DPRD Maluku, Wattimury memastikan menunggu keputusan DPP PDI Perjuangan.
“Saya adalah petugas partai yang ditugaskan. Jadi kalau ada kebijakan DPP untuk menarik dan menempatkan orang lain, pasti saya patuh dan siap laksanakan keputusan DPP. Partai punya aturan dan mekanisme, itu harus kita jalankan dengan baik. Yang saya minta dari teman saya adalah belajar untuk tidak menggunakan cara tidak terhormat. Percaya diri dan lakukanlah perbuatan secara terhormat dan bermartabat untuk mendapatkan suatu jabatan. Jabatan itu pasti akan datang dengan sendirinya,” kata Wattimury mengingatkan.

Tak lupa Wattimury berpesan agar menjadikan jabatan ini sebagai alat untuk melayani dan tidak untuk mencederai orang lain. Kalau ada kekurangan dan keterbatasan dalam memimpin, itu betul. Dan itu dialami setiap pemimpin.
“Manusia, termasuk saya bukan malaikat. Karena itu kepada semua warga masyarakat dan terkhusus warga Kota Ambon – Dapil saya, juga kepada ketua DPD PDIP, Irjen. Pol. (Purn) Murad Ismail, yang sejak awal memperjuangkan saya duduki jabatan Ketua DPRD Maluku, saya minta minta maaf atas kekurangan yang ada. Tapi percayalah, beta sudah kerahkan seluruh pengalaman dan kemampuan untuk bangun Maluku dan mengamankan kebijakan Pemerintah Daerah Maluku,” tandasnya.

Sementara bagi pengurus DPD, DPC se Maluku, terlebih di Kota Ambon, termasuk PAC dan PR, Wattimury mengingatkan jika dirinya pernah turut berjuang bersama membesarkan kader partai.

“Bekerja terus jangan berhenti. Jangan sekali – kali melukai orang lain, apalagi teman sendiri. Solid bergerak untuk sukses di 2024,” pesan kader senior PDI Perjuangan Maluku ini. (TIM)

 

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles