AMBON, SPEKTRUM – Kekerasan kembali dialami salah satu warga di daerah perbatasan, Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Julianus Enos Corneles menjadi korban penganiayaan oknum anggota Polsek Kisar, Briptu DM yang diduga sudah dalam kondisi mabuk. Kapolres MBD, AKBP. Budi Adhy Buano akan mengecek kejadian tersebut.
Pegawai honorer ini mendatangi Polsek untuk menjenguk saudaranya yang sedang ditahan karena terlibat tindak kriminal. Bukannya diterima dengan baik, dia malah mendapat makian hingga dianiaya. Intimidasi ini berlangsung sekitar satu jam lamanya.
Kepada media ini melalui ponselnya, Senin, 3 Agustus 2020, Enos mengisahkan, saat itu dirinya datang ke Polsek untuk menjenguk saudaranya yang sedang ditahan.
Ketika memasuki ruangan Polsek setempat, Enos mengaku merasa tidak enak dengan situasi yang ada. Dia sempat melihat beberapa botol minuman keras tergeletak. Dalam ruangan juga sudah tercium bau alkohol menyengat, diduga berasal dari minuman keras tradisional jenis sopi.
Enos sempat melihat ada tiga anggota Polsek berseragam yang sedang berada di ruangan. Salah satunya adalah anggota Bhabinkamtibmas di Kisar.
Belum lagi menyampaikan tujuan kedatangannya, Enos langsung disambut dengan kata-kata kasar. Dia dimaki dan dibentak-bentak dengan suara keras, serta berbagai ancaman.
“Saya dimaki-maki dengan suara keras dan di marah-marah. Tidak diberikan kesempatan untuk berbicara. Padahal saya sudah katakan, saya jantungan,” ungkapnya.
Sambil mendengarkan kata-kata kotor, Enos mengaku salah satu oknum polisi tersebut bahkan menantang dirinya untuk melapor ke Kapolri hingga Presiden.
Memilih aman, Enos hanya bisa terdiam. Namun makian dan bentakan masih terus berlanjut. Briptu DM bahkan ikut menyentil anggota dewan yang dinilainya bertugas hanya lima tahun, dibandingkan dirinya yang adalah Polisi Republik Indonesia.
Oknum polisi tersebut bahkan sempat menuding Enos sengaja menghambat penyidikan, karena melarang sejumlah orang yang dipanggil untuk dimintai keterangannya dengan alasan Covid-19. Masih dalam kondisi teler, Bripka DM menyatakan kekesalannya karena tidak dihargai.
Dia juga meminta, agar warga harus patuh dengan panggilan yang dilayangkan, meskipun ada himbauan dari pemerintah untuk tetap di rumah mencegah penyebaran Virus Corona.
“Saya sempat mengingatkan, harusnya saya diterima dengan baik-baik. Karena polisi adalah pengayom masyarakat. Tapi saya malah dianggap sok pintar dan dimaki-maki dengan kata-kata kotor,” jelasnya.
Puncaknya, Enos mengaku dia dipukul dan ditendang hingga bibirnya bengkak dan berdarah, serta beberapa bagian tubuh mengalami memar.
Tidak tahan dengan amukan oknum polisi tersebut, Enos akhirnya memilih pulang dan langsung melakukan visum atas penganiayaan dan intimidasi yang dialaminya.
“Saya akan mengadu ke Komnas HAM dan Propam, terkait dengan penganiayaan dan intimidasi yang dilakukan oknum polisi itu kepada saya,” tegasnya.
Kondisi ini juga diperkuat hasil visum yang dikeluarkan pihak kesehatan setempat yang juga diterima media ini. Hasil visum menunjukkan adanya memar pada bagian belakang dan paha, serta bibir mengalami luka.
Kapolres MBD, AKBP. Budi Adhy Buano yang dikonfirmasi, mengaku, belum mengetahui kejadiaan tersebut.
“Saya cek dulu. Kalau benar, pasti ada tindakan dari kita,” singkat dia melalui seluler. (S-07)