AMBON, SPEKTRUM – Ketua HIPMI Maluku, Azis Tunny ternyata yang mengerjakan proyek air bersih di Dusun Mahia Negeri Urimesing Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon.
Sumber Spektrum di Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku menyebutkan jika Tunny tidak memiliki pengalaman dibidang pekerjaan air bersih.
“Tunny tidak punya pengalaman di bidang pekerjaan air bersih, bersangkutan juga diduga meminjam CV. Shinta yang beralamat JI. Dr. Kayadoe Kudamati, Ambon untuk mengikuti proses tender,” kata sumber ini.
Sumber ini menjelaskan, akibat tidak memiliki pengalaman dibidang pekerjaan air baku maka pekerjaan yang dilakukan terkesan asal-asalan.
“Karena Tunny tidak berpengalaman di bidang air bersih maka pekerjaan yang dilakukan juga terkesan tidak profesional apalagi sumur yang digali termasuk cukup dalam serta menggunakan listrik tenaga surya. Mestinya sebagai orang baru pada pekerjaan ini Tunny tidak nekat mengerjakannya,” kata sumber ini.
Akibatnya, pekerjaan yang dikerjakan sejak 2020 ini belum bisa dinikmati masyarakat.
Pekerjaan air bersih di Dusun Mahia, mulai disikapi anggota DPRD Maluku.
Anggota Komisi III DPRD Maluku dari Fraksi PPP, Rovik Afifudin mempertanyakan BWS Maluku tentang penilaian pekerjaan yang dikerjakan pihak ketiga.
“Apakah pekerjaan dinilai berhasil setelah hasilnya dinikmati masyarakat atau pekerjaan tersebut selesai walau hasilnya tidak dinikmati masyarakat,” kata Rovik saat rapat dengan BWS Maluku, pekan lalu.
Sementara itu, Azis Tunny yang dihubungi Spektrum semalam menjelaskan proyek air bersih di Mahia, sementara masih pengurasan.
“Kalau bicara pekerjaan itu sebenarnya pekerjaan sudah selesai, volumenya tu sudah 100 persen malah lebih,” katanya melalui sambungan telepon genggamnya.
Dikatakan, pertama pekerjaan jaringan pipa itu sudah 1200 m sesuai dengan kontrak kemudian bak reserpower 50 kubik sudah dibangun selesai.
“Pekerjaan sudah selesai tapi hambatannya cuma di air yang masih berlumpur dan akan diusahakan sampai air jernih dan layak untuk di konsumsi masyarakat,” janjinya.
Dikatakan, saat ini pihaknya telah lakukan pengeboran pada empat titik.
“Kalau tidak berhasil nanti cari jalan lain dengan air permukaan,” katanya lagi.
Tak lupa, Tunny juga mengklarifikasi pemberitaan yang menyebutkan jika proyek Air Bersih di Mahia Amburadul.
“Jadi proyek bukan amburadul karena samua sudah selesai cuma kendalanya di air masih kabur dan masih dikuras,” terangnya.
Pantauan Spektrum bebetapa waktu lalu di lokasi proyek tersebut, mesin pompa air saat ini tidak lagi berfungsi..
Selain itu, sumber air diperoleh dengan cara pengeboran atau pembuatan sumur bor tidak mencapai kedalaman maksimal sehingga air tidak bisa naik keatas dengan baik karena tercampur lumpur.
Hal ini diakui salah satu warga Dusun Mahia, Karel yang ditemui Spektrum.
“Kita sampai saat ini tidak bisa menikmati air bersih yang dikerjakan tahun 2020 karena tidak bisa naik lantaran air tidak ada dan hanya lumpur,” terangnya.
Saat ini, proyek senilai Rp 1,3 Miliar tersebut sementara dikerjakan pengurasannya.
Untuk diketahui, proyek yang berlokasi di Mahia, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1,3 miliar, paket proyek dilelang pada 13 Januari 2020. (tim)
Setelah membaca keterangan yang dilansir spktrumonline, apa yg di kerjakan saudara azis Tunny terkait proyek pengeboran air bersih di Mahia itu kan telah selesai 100 persen, tapi hasilnya belum terlihat munculnya air bersih dipermukaan, yg ada hanya lumpur, jika pekerjaan itu sesuai dengan prosedur Tender yg menghabiskan anggaran sebesar 1,3 M, tapi pekejaannya di nyatakan tdk beres, coba tanyakan saja kepada pihak-pihak terkait, untuk ditelusuri, apakah pekerjaan air pengeboran air bersih di Mahia dinyatakan bermasalah,??