AMBON, SPEKTRUM – Masalah pendidikan di sekolah dasar (SD) Desa Huaulu, Kecamatan Seram Utara , Kabupaten Maluku Tengah, berjalan kurang maksimal karena jaringan internet serta listrik yang hanya menyala di malam hari menyebabkan wifi milik SD Huaulu tidak berfungsi sehingga proses belajar mengajar berjalan tidak maksimal.
Salah satu guru honorer, SD Huaulu, Ema Paunussa, yang diminta pendapatnya, mengatakan, memang dirinya bersama Kepala Sekolah dan beberapa orang sudah melaksanakan kewajibannya dengan baik, hanya saja keberadaan listrik dan jaringan internet yang tidak berfungsi maksimal sehingga ikut mengganggu proes belajar mengajar di Huaulu.
Menurut Ema, Jaringan Internet adalah satu satu media pembelajaran yang sangat dibutuhkan, karena dengan jaringan internet ilmu pengetahuan mudah didapat dan dicari. Hal ini mengubah paradigma lama pendidikan, yakni guru merupakan satu satunya sumber belajar.
Dengan kata lain guru bukan satu satunya sumber belajar karena siswa bisa dengan mudah mengakses sumber belajar terbaru atau ilmu pengetahuan terbaru melalui internet dengan sarana media teknologi digital.
Selain itu, jaringan internet membuat Kegiatan Pembelajaran pun kini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja. “Siapa saja” bisa jadi guru. Belajar dimana saja adalah sekolah,” tutur Ema yang background pendidikan ITE jurusan jaringan informasi ITB-Stikom Ambon itu.
Jaringan internet kata Ema, juga memudahkan pendidik mengintegrasikan media berteknologi digital ke dalam proses pembelajaran, sehingga akan terjadi pembelajaran yang inovatif demi meningkatkan kualitas pembelajaran (e-learning) dan kualitas pelayanan (e-administrasi) kepada para perlanggan pendidikan yakni siswa, orang tua, dan masyarakat umum.
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru di Desa Huaulu Maluku Tengah. “Akses internet yang masih minim, kadang nyambung, kadang putus, membuat pembelajaran digital di SD Negeri 330 Maluk Paunussau Tengah ini sangat sulit,” ujar guru cantic yang ingin mengabdi di daerah terpencil tersebut.
Menurut Ema, tidaklah heran ketika ramai terdengar kabar para guru yang harus duduk di hutan dan di pinggir jalan hanya untuk mencari singnal internet karena tidak semua tempat di Desa Huaulu mampu menangkap koneksi internet yang memadai.
Hal ini menyebabkan Guru dan siswa di Huaulu sulit berinovasi, bersaing dan mengembangkan kreativitasnya dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis digital sebagai sumber belajar. Karena, belum merdekanya jaringan internet. Walaupun ada guru serta siswa berinovasi tetapi hanya 1 atau 2 orang saja. Apalagi ketika Ujian Nasional Assessment kami para guru dan murid harus menempuh perjalanan berpuluh kilometer untuk bisa mengikuti ujian tersebut.
Sementara itu, Pendidik/Guru di daerah perkotaan Seperti kota Masohi akan semakin berkreasi, berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi dan mengimplementasikan program merdeka belajar secara fleksibe. Karena, mereka dengan sangat mudah mencari, mengunduh dan memanfaatkan fasilitas internet sebagai media pemebelajaran disekolah.
Apalagi, diharuskan Dinas Pendidikan Maluku Tengah Mengadakan Proses Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring tidak terlaksana apabila tidak ada jaringan internet sebagai salah satu sarana media pembelajaran. Sebaliknya, proses pembelajaran luar jaringan (luring/offline) di wilayah yang tidak punya fasilitas signal internet tetap membutuhkan jaringan internet dalam menambah referensi pembelajaran, serta mencari cara melakukan inovasi dalam pembelajaran melalui jaringan internet.
Dengan demikian, munculnya guru dan siswa yang terampil, berkualitas karakter dan berkulitas pengetahuan, serta, bisa berinovasi dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Dinas Pendidikan Maluku Ttengah diharapkan mengintesifkan pelaksanaan pelatihan pembelajaran berbasis teknologi.
Literasi digital, pemanfaatan portal rumah belajar, bagaimana cara merancang media pembelajaran dan menggunakan media pembelajaran secara langsung kepada guru di pelosok Indonesia, perlu menjadi kerja berkelanjutan sebagai bentuk pendampingan terhadap para guru di di Desa Huaulu.
Sebab, pelatihan dalam jaringan (diklat online) hanya bisa diikuti oleh para guru yang berada di Zona internet memadai.
Meskipun kata Ema, melalui solusi internet satelit Ubiqu, kini hadir dengan semakin menarik dan terjangkau. Dengan menggunakan kekuatan satelit yang baru diluncurkan Nusantara Satu, Ubiqu dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia yang selama ini susah signal atau tidak terlayani oleh jaringan internet yang ada, misal di pulau terluar, gunung, hutan, dan tempat lainnya, tetapi tetap saja blm bisa di fungsikan karena kendala Listrik yg hanya menyala pada malam hari sedangkan aktifitas sekolah berjalan pada siang hari (*)