28.3 C
Ambon City
Kamis, 19 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hasil Perkebunan di Maluku Turun Harga

AMBON, SPEKTRUM – Penyebaran Covid-19 telah berdampak kepada harga sejumlah hasil perkebunan petani di wilayah Provinsi Maluku yang ditawarkan pembeli atau pedagang pengumpul, khusus di Kota Ambon bergerak turun. Kecuali kopra harganya sedikit naik.

Pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu Gajah Ambon, Selasa (30/06/2020), tampak pembeli mematok harga cengkih sebesar Rp59.000/Kg, atau turun dari sebelumnya Rp61.000/Kg.

Sedangkan komoditi yang lain tidak merata (fluktuasi). Harganya ada yang berubah-ubah naik dan juga turun harga. Kopra misalnya, yang tadinya Rp5.000/Kg sekarang naik menjadi Rp6.400/Kg, fuli (pembungkus biji pala) bergerak turun dari Rp215.000 menjadi Rp205.000/Kg, kecuali biji pala yang hingga kini masih tetap normal yakni Rp60.000/Kg.

“Kalau coklat sedikit mengalami perubahan turun dari Rp29.000 menjadi Rp28.500/Kg, dan masih cukup menguntungkan bagi para petani yang saat ini mengalami musim panen,” kata Evi, pembeli sekaligus pemilik toko di jalan Setia Budi, Kawasan Rijoly.

Untuk harga sekarang diterapkan sesuai dengan perkembangan harga yang ada di pasar utama Surabaya, sebab hasil pembelian di Kota Ambon dijual di Surabaya.

Evi mengatakan, kegiatan transaksi jual beli hasil perkebunan Maluku sekarang ini di Kota Ambon agak sepi, apalagi beberapa hari belakangan ini tidak ada kegiatan transaksi,” ujarnya.

“Minggu lalu masih ada yang datang, maka di minggu yang baru ini sudah pasti agak berkurang, kalaupun ada yang datang menjual tidak terlalu banyak sebab kebanyakan hasil panen petani yang ada di Pulau Ambon saja,” katanya.

Sedangkan dari luar Pulau Ambon seperti petani asal Pulau Ambalau, Buru dan sebagian dari Pulau Seram agak jarang datang melakukan transaksi, hal ini terkait dengan berbagai aturan transportasi berhubungan dengan pemerintah mengeluarkan aturan (PSBB) dalam rangka memutuskan rantai penyebaran COVID-19 di daerah ini.

“Sebelum kondisi dan situasi virus corona ini, biasanya petani dari Pulau-Pulau membawa hasil panen mereka untuk dijual di Ambon mempergunakan mobil-mobil truk, tetapi sekarang sepi,” ujarnya.

“Kami juga sering tutup toko hingga tiga hari atau empat hari baru dibuka lagi, kalau ada petani yang menghubungi kami layani,” tuturnya. (*/ANT)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles