AMBON, SPEKTRUM.– Kasus tipikor reverse repo PT. Bank Maluku-Malut Rp. 238,5 miliar, penangananya sejak Jan Samuel Maringka menjabat Kepala Kejati Maluku. Setelah Idris dan Izack ditetapkan menjadi tersangka, proses hukum sampai sekarang terkatung.
Dua kasus dugaan korupsi lainnya ikut mangkrak di meja tim penyelidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku. Adalah proyek jalan lingkar pulau Wokam Kabupaten Kepulauan Aru, dan pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran Khusus untuk Bandara Tiakur di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).
Kasus pengadaan mobil pemadam Kebakaran tahun 2016 pada Dinas Perhubungan dan Infokom kabupaten MBD, dengan nilai anggaran sebesar Rp. 5,58 miliar. Sedangkan proyek jalan lingkar pulau Wokam Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru diduga merugikan negara hingga Rp.11 miliar.
Dua kasus ini ditangangi sejak 2019 lalu. Status penyelidikan tanpa kepastian hukum yang selalu dipedomani lembaga hukum berbaju coklat itu. Lambatnya penanganan, diakui Kejati Maluku, dengan dalil akibat wabah Corona Vitrus Disease 2019 atau pandemi Covid-19.
“Di tengah Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi proses penyelidikan yang sedang berjalan,” kata Kasi Penkum dan Humas Kejati Maluku Samy Sapulette kepada Spektrum, Kamis (07/05/2020).
Menurutnya, penyelidikan terhadap dua kasus yang ikut meramaikan nana Odie Orno bakal Calon Bupati MBD di kasus pengadaan Mobil Damkar dan Timo salah satu nana Balon Bupati Kepulauan Aru di Kasus Wokam itu, tentunya membutuhkan waktu yang lama.
“Penyelidikan itu membutuhkan waktu. Jadi kasus ini masih berstatus penyelidikan. Tidak lambat. Tetap jalan. Ikuti saja,” singkat mantan Kasidik Kejati Maluku melalui Watsappnya.
Dua kasus ini, kabarnya sejumlah pihak sudah dimintai keterangan. Termasuk Odie Orno. Odie Orno diduga, merupakan aktor utama korupsi Mobil Damkar. Ia datang ke kantor Kejati Maluku Rabu (29/1/2029) sekira pukul 09.00 wit, dan bertemu dengan Kasi Penyidikan Kejati Maluku, Oceng Almahdali.
Pemeriksaan terhadap adik kandung Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno ini, berlangsung selama 4 jam. Orno dicecar dengan belasan pertanyaan seputar pengadaan Mobil Damkar tipe 4 khusus bandara pada Dinas Perhubungan dan Infokom MBD.
Sementara untuk kasus korupsi jalan Lingkar Wokam kejati akui mengusutnya tuntas. Siapa yang terlibat dalam kasus korupsi proyek jalan yang berada di Kecamatan Pulau-pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru itu tak tuntas. Meteka terlihat “ompong” dalam menuntaskan kasus yang menjeret nama Timo.
Proyek pembangunan jalan Liingkar ini sepanjang 35 kilometer dikerjakan tak tuntas. Meski begitu, seluruh anggaran proyek yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus tahun 2018 itu sudah dicairkan seluruhnya.
Proyek jalan lingkar Pulau Wokam ini digarap oleh PT Purna Dharma Perdana yang beralamat di Bandung. Perusahaan ini sendiri pernah di blacklist oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat, periode Januari 2014-Januari 2016. Diduga, perusahaan itu bermasalah saat menjadi rekanan di sana.
Ditengarai, proyek jalan Lingkar Pulau Wokam ini dikerjakan tidak sesuai spek. Jalan yang seharusnya dikerjakan sepanjang 35 kilometer dengan anggaran Rp. 36, 7 milyar, baru diselesaikan sepanjang 15 kilometer, sementara 20 kilometer lainnya belum selesai dikerjakan.
Sekalipun Timo telah mencairkan anggaran 100 persen, namun banyak item pekerjaan yang tidak dikerjakan sama sekali. Salah satunya adalah drainase pada sisi kiri dan kanan jalan. Padahal dalam kontrak anggaran untuk pembangunan gorong-gorong sebesar Rp.2 miliar.
Akibat tidak dibangunnya gorong-gorong, alhasil saat musim hujan air meluap menutup jalan yang berakibat rusaknya jalan. (S÷07)
