PIRU, SPEKTRUM – Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) terkesan mengabaikan kondisi Dusun Melati Desa Waisala Kecamatan Huamual Belakang Kabupaten SBB setelah ditimpah bencana alam belum lama ini.
Sebab, Dusun Melati pada tahun 2022 lalu, diterpa hujan deras dan angin kencang serta luapan air sungai sehingga terjadinya banjir tahun 2022. Akibatnya, 1 unit rumah roboh.
Setelah itu, pada tahun 2023, akibat intensitas curah hujan yang tinggi, sebagian bessr rumah wsrga di dusun tersebut terendam air.
Namun, Pemkab SBB melalui dinas terkait terkesan mendiamlan hal ini.
Hal tersebut dikemukakan Sarmin Nur Ali tokoh Pemuda Melati kepada wartawan di Piru, Kamis (26/01/2023).
Sarmin meminta Pejabat Bupati SBB Andi Chandra As’ Adudin untuk melihat persoalan bencana alam di Dusun Melati secara serius, pasalnya masyarakat mulai resah dengan kondisi yang melanda mereka setiap kali turun hujan
“Saya sudah pernah sampaikan hal ini kepada Pemda tahun 2022 melalui Kepala Dinas BPBD Thom Watimena. Bahkan kami juga sampaikan ke Bupati SBB, Timotius Akerina. Hasilnya, Timotius Akerina telah memerintahkan BPBD untuk tinjau lokasi banjir, dan juga telah mengusulkan ke Dinas PU SBB, namun sampai saat ini belum ada langkah yang dilakukan Pemda terkait persoalan banjir dan kerusakan rumah warga,” jelasnya.
Sarmin menegaskan, persoalan ini telah dikoordinasikan ke Dinas PU melalui Bidan Ciptakarya tahun 2022 lalu untuk memastikan adanya langka – langkah yang di ambil..
“Dari hasil koordinasi tersebut pihak PUPR memastikan akan memasukannya sebagai program kerja tahun 2023 mengingat pembahasan anggaran 2022 telah selesai,” katanya..
Sayangbya, setelah ditelusuri ternyata tidak ada program kerja yang masuk ke Dudu Melati. Itu artinya Pemda SBB sengaja permainkan masyarakat di Dusun Melati dengan hanya memberikan janji manis tampa kepastian.
Merasa dibohongin, pohaknya mengancam akan melakukan aksi besar besar di hadapan Kantor Bupati, Dinas PU dan BPBD guna meminta kejelasan terkait persoalan bencana di Dusun melatih. (*)