AMBON, SPEKTRUM – Lantaran Maluku belum bisa lakukan fumigasi maka barang ekspor jenis hasil bumi harus dilakukan restuffing di Surabaya.
“Jadi sistimnya dari Ambon sudah kita lakukan pengamasan sesuai standart negara tujuan yaitu Belanda juga gunakan konteiner khusus Ekspor. Setelah sampai Surabaya, akan dilakukan restuffing kembali,” kata Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Ambon Ir. Kostan, kepada wartawan di ruang kerjanya. Rabu (09/08/2023)
Restuffing dilakukan di Surabaya kata Kostan, lantaran belum ada pelaksanaan fumigasi di Maluku.
“Fumigasi dilaksanakan pihak ketiga yang telah berkompiten seperti Succuindo, ada Perusahaan fumigator, sementara di Ambon belum ada. Sedangkan di Surabaya itu banyak nanti disana dilaksanakan fumigasi dulu sebelum diberangkatkan ke Belanda,” jelasnya.
Tetapi dari sini lanjut Kostan, pihaknya mengeluarkan surat karantina Kati 12 ke Surabaya (antar daerah) kemudian Surabaya mengeluarkan Kati 10 ke Belanda
“Untuk kualitas dari Ambon semuanya sudah masuk kualitas standart ekspor,” jelasnya.
Pihaknya lanjut Konstan, lakukan ekspor komoditi pertanian, perkebunan dari Ambon ke luar negeri harus di Restuffing dari Surabaya.
Menurutnya, selain pala dan cengkih ada juga coklat tetapi biasanya coklat domestik dan semuanya diekspor dari Surabaya.
Jumlah ekspor komoditi pala dan cegkeh yang diekspor ke Eropa khususnya Negeri Belanda pada tahun 2023 baru dua kali yakni pada Februari 10 ton dan Juli 14,5 ton.
Selain itu untuk mutu dan standart diakuinya harus melalui laboratorium khusus yang telah bersertifikat.
“Dan itu adanya di Surabaya, laboratorium yang sudah bersertifikasi,” jelas Kostan
Karantina Maluku selalu berupaya lakukan pemeriksaan fisik secara detail untuk memenuhi standar ekspor Internasional
“Dari biji, bentuknya kalau sudah diperiksa Karantina berarti sudah terbebas dari hama dari serangga hidup, Karena dari negara penerima eksport tidak mau dimasuki hama serangga hidup dengan komoditi yang kita kirim,” katanya tegas.
Kostan juga menjelaskan jika hasil komuditi yang diekspor berasal dari 11 kabupaten dan kota masuk ke Ambon setelah itu baru dilakukan ekspor melalui Pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Diakui jika pihaknya selalu didampingi Komisi IV DPR RI yskni Saaidiah Uluputty dan Abdullah Tuasikal.
“Kita ada pendampingan, bimbingan teknis kepada masyarakat dan kepada petani tentang bagaimana bercocok tanam pala yang baik, cara pengeringannya diajarkan kepada petani dan juga kita hadirkan narasumber dari balai standarisasi instrumen Pertanian, dari P2TP, dan investasi vertikal di Ambon ,” kata Kostan.
Juga lanjut Kostan, Balai Proteksi Perkebunan memberikan materi kepada petani da pelaku usaha supaya pala dan cengkeh yang dikirim dari Ambon berkualitas eksport. (MG-16)