AMBON, SPEKTRUM – Mereka bukan melawan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Kepergian bayi berusia 5 bulan, di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Haulussy Kudamati, Kota Ambon, Maluku, meninggalkan duka mendalam bagi orang tua dan keluarganya.
Baik orang tua maupun keluarga bayi malang tersebut, sangat kesal dan kecewa atas pelayanan buruk yang diberikan pihak RSUD Haulussy.
Hari libur dokter ahli tidak masuk menjadi alasan pihak RSUD. Dokter umum muda, di hari libur yang bertugas. Peran dokter umum muda ini, tugasnya berkonsultasi dengan pasien yang inap di UGD RSUD Haulussy.
Salah satu dokter di RSUD Haulussy mengakui, kalau ia sempat mendengar ada keluarga pasien yang mengamuk. Tapi dalihnya, Sabtu malam, (19/10/2019) kemarin, bukan tugasnya, tapi dokter lain, yang bertugas.
“Saya memang dengar ada keluarga pasien ngamuk! tapi kemarin malam itu, bukan tugas saya. Itu tugas dokter lain,” kata dokter tersebut, kepada Spektrum Online di RSUD Haulussy, Minggu malam, (20/10/2019).
Sebelum bayi berusia 5 bulan itu meninggal dunia, dia dibawa oleh orang tuanya ke RSUD Haulussy Jumat sore, (18/10/2019) pukul 18:00 WIT.
dokter yang bertugas menyuruh orang tua agar membawa pulang bayi tersebut Sabtu, (19/10/2019), pukul 11:00 WIT. Orang tua sempat menolak, tapi dokter justru meminta dipulangkan dan menganjurkan orang tua membawa bayi ke dokter praktek
Pantauan Spektrum Online, orang tua kembali membawa bayi tersebut, Sabtu malam, (19/10/2019), kemudian dimasukkan ke ruangan UGD dengan harapan dapat tertangani.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, sejak masuk petugas mau pasang infus tapi alasan tidak menemukan nadi atau urat pada organ bayi.
Berselang satu jam kemudian, datang salah seorang dokter senior dan langsung mengambil tindakan di saat kondisi bayi sudah sangat parah. Saat itu, tampak kondisi bayi pada bagian mulutnya telah mengeluarkan busa.
Kondisi darurat ini, petugas RSUD membedah bagian biji klir bayi, untuk nemasukan cairan (infus). Namun nyawa bayi malang itu, tidak bisa tertolong alias meninggal dunia.
Orang tua dan keluarga bayi pun menangis histeris, dan mengamuk. Sempat kaca pada ruangan UGD RSUD Haulussy dilempari oleh salah seorang kerabat pasien, dengan menggunakan botol air mineral.
“Jujur saja, kami keluarga sangat kecewa dengan pelayanan petugas dan dokter yang bertugas di RSUD Haulussy. Pelayanan yang diberikan sangat buruk,” kecam keluarga pasien.
Minggu malam, (20/10/2019), kembali salah seorang pasien yang dirawat di UGD RSUD Haulussy juga akhirnya meninggal dunia. Pasien lansia itu, sudah dua hari dirawat pada ruang UGD. Pihak RSUD berdalih, pasien ditampung di UGD, karena ruang bangsal interen full.
Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada seorang pun pihak dari RSUD Haulussy, yang bersedia untuk bertanggungjawab atas komplain dari pihak keluarga. (S-01/S-14)