27.7 C
Ambon City
Senin, 16 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Wakilkan Kehadirannya di Festival Maluku, ini Arahan Gubernur

AMBON, SPEKTRUM – Gubernur Maluku, Murad Ismail memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Festival Maluku yang digagas Yayasan Madani Berkelanjutan bekerjasama dengan Green Moluccas dengan tema ‘Arika Kalesang Bumi, Mengandung Bersama Merawat Bumi.’

Pada kesempatan tersebut, Murad menyampaikan beberapa point penting yang nantinya bisa dijadikan acuan.
“Saya sangat bangga karena kepedulian terhadap lingkungan ini juga diperankan oleh komunitas Peduli lingkungan di daerah ini,” kata Murad Ismail dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Ir. Rooy Syauta pada kegiatan Festival Bumi yang dilaksanakan di Ambon, Senin (20/02/2023).

Kedua, katanya, isu lingkungan saat ini menjadi perhatian negara-negara di seluruh dunia karena didasari kesadaran bahwa lingkungan hidup merupakan intensitas masa depan yang tidak ternilai dengan menjaga lingkungan dari kerusakan dan pencemaran maka dengan sendirinya kita telah menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi.

“Untuk itu saya berharap Festival Maluku Peduli Lingkungan yang melibatkan komunitas lingkungan hidup di Kota Ambon sebagai salah satu upaya dan kepedulian untuk memotivasi kesadaran masyarakat menjaga dan menjamin kelestarian lingkungan hidup,” hatapnya.

Ketiga, menurutnya, keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup bukan hanya ditentukan oleh dukungan pemerintah daerah semata tetapi juga sangat dipengaruhi oleh peran aktif masyarakat, lembaga swadaya atau LSM termasuk Yayasan Kamboti, Green Moluccas yang selalu bekerja sama bahu membahu dan sadar sepenuhnya dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup.

Keempat, meningkatkan kesadaran masyarakat kepedulian lingkungan tidaklah mudah untuk itu masyarakat perlu dilibatkan dalam rangka mendukung pelestarian alam dan mendorong partisipasi masyarakat terkait aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Melalui Festival Maluku Peduli Lingkungan ini lanjutnya, diharapkan mampu lebih pro aktif dalam melestarikan lingkungan dari keseharian.

Bukan hanya itu, kegiatan Festival Maluku yang dikemas dengan beragam kegiatan yakni pentas kesenian, talk show dan penanaman mangrove juga secara kolaboratif mengajak masyarakat Kota Ambon untuk terus menjaga dan merawat lingkungan hidup.

“Apa yang digagas dalam festival ini adalah bagian dari misi Pemerintah Provinsi Maluku yakni mewujudkan Maluku yang terkelola secara jujur bersih dan melayani terjamin di dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugusan kepulauan,” tegasnya.

Dalam menghadapi hal itu juga bagian dari warga negara Indonesia dan warga dunia yang menghuni bumi harus ikut bersama-sama berkontribusi dalam mencegah supaya krisis ini tidak semakin parah.

“Misalnya kita lihat sekarang Indonesia negara kepulauan dan kalau dilihat ramalan dengan adanya pemanasan global nanti akan ada kenaikan air muka air laut tahun 2050 sekitar 90 cm, dan itu bisa menenggelamkan pulau,” katanya lagi.

Sementara itu Ketua Yayasan Madani Berkelanjutan, Nadia Hadat menegaskan, Dalam menghadapi perubahan iklim dan peningkatan emisi karbon serta dampaknya bagi manusia, maka warga negara Indonesia dan warga dunia penghuni bumi harus ikut bersama-sama berkontribusi dalam mencegah supaya krisis ini tidak semakin parah.

“Misalnya kita lihat sekarang Indonesia negara kepulauan dan kalau dilihat itu diramalkan dengan adanya pemanasan global akan ada kenaikan air muka laut air laut sekitar tahun 2050 sekitar 90 cm tapi itu bisa menenggelamkan pulau,” katanya.

Untuk Nadia berharap, partisipasi masyarakat untuk menjaga dan merawat lingkungan dan kelestarian hutan.

Sedangkan Imanuel Tomasila Ketua Panitia Festival Maluku Peduli Lingkungan dalam laporannya mengatakan selaku founder Green Moluccas mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung rangkaian acara Festival Maluku ini.

“Terima kasih khususnya buat Yayasan Madani Berkelanjutan biarlah kolaborasi baik ini menjadi momen Hari Peduli Sampah Nasional yang biasa diperingati pada 21 Februari serta menjadi penanda kepedulian yang sama dari barat dan timur Indonesia untuk menjaga bumi dan habitatnya demi keberlangsungan Generasi masa depan anak cucu kita, karena kalau bukan kita siapa lagi kalau bukan sekarang kapan lagi,” katanya sambil mengajak undangan untuk meneriakan, “kalesang lingkungan par anak cucu.” (TIM)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles