AMBON, SPEKTRUM – Berkaca dari beberapa daerah lain di Indonesia soal menata ruang dan wilayah pemukiman penduduk, maka, faktor paling utama adalah perlu merobah mindset berpikir masyarakat, soal kesadaran dalam menata lingkungan dan pemukinan.
“Kalau kotaa Ambon ini mau jadi bagus, indah dan sehat maka yang paling utama adalah mindset berpikir masyarakat harus dirobah dulu,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kota Ambon, Ir Rustam Simandjuntak, MT kepada Spektrum di Ambon, pekan kemarin.
Simandjuntak menilai dalam menata kawasan pemukiman penduduk terutama daerah pemukiman kumuh di kota Ambon mengalami banyak kendala diantaranya kurang adanya kesadaran masyarakat menyangkut kepentingan umum misalnya soal membangun fasilitas umum seperti jalan masuk ke pemukiman,
“Apakah masyarakat bisa rela mengorbankan sedikit lahan atau tanahnya untuk memperlebar jalan masuk supaya pemukiman setempat terlihat indah dan bagus,” kata Simandjuntak.
Setelah melakukan kunjungan kerja ke beberapa kabupaten kota di Jawa Tengah belum lama ini, Simandjuntak mengatakan Kota Solo, maupun daerah Gresik, kesadaran masyarakat untuk menata daerah pemukiman kumuh cukup tinggi.
Hal itu terlihat jelas misalnya di Gresik daerah pemukiman di sekitar bantara Sungai Bengawan Solo, sebelumnya kumuh, kini telah direnovasi sehingga menjadi daerah yang cukup indah, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa atau kelurahan di daerah itu terus berkembang.
Dikatakan, kesadaran masyarakat itu terlihat jelas misalnya mereka rela mengorbankan sedikit lahan bahkan teras rumah mereka yang tadinya sudah masuk badan jalan atau lorong masuk ke pemukiman dibongkar untuk memperlebar jalan masuk.
“Jadi perkampungan di Sungai Bengawan Solo yang tadinya kumuh tetapi sekarang sudah sangat indah. Bahkan di permukiman itu dibikin tempat mancing dan restoran sehingga sekarang ini, setiap hari orang berkunjung ke situ untuk mancing sekaligus mereka menyeberang Sungai Bengawan Solo dengan perahu ketintin untuk makan di restoran yang sudah dibangun di seberang sungai,” ungkap Simandjuntak.
Menurutnya, daerah pemukiman yang kini dibangun restoran sebelumnya merupakan daerah paling kumuh, karena kedudukan rumah-rumah warga yang membelakangi sungai sehingag daerah pinggiran sungai itu kelihatan kotor dan jorok.
“Tetapi setelah mereka relah membangun rumah dengan kedudukan depan rumah menghadap sungai maka sekarang daerah itu kelihatan bersih dan sungai yang sebelumnya kotor itu sekarang menjadi tempat mancing yang banyak dikunjungi orang,” jelasnya
Pertumbuhan Ekonomi
Saat ini, kata Kadis Perumahan Rakyat Kota Ambon itu, pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat bergerak naik karena banyak orang yang datang ke situ setiap hari untuk mancing sekaligus membelanjakan apa saja yang dijual masyarakat setempat.
“Jadi ada pemasukan ke kas desa tetapi masyarakat juga mendapat keuntungan karena hasil jualan mereka yang dipajang di lokasi itu juga dibeli oleh pengunjung yang datang. Sebetulnya di Ambon ini bisa kita buat seperti di daerah Jawa Tengah ini asal mindset berpikir masyarakat dirobah terutama untuk merubah lingkungan yang kumuh menjadi bagus. Terkait dengan keinginan menjadikan lingkungan pemukiman yang bersih dan indah , masyarakat harus rela berkorban membebaskan sedikit lahanuntuk kepentingan umum karena ada dampak positif kepada masyarakat di daerah itu, dan masyarakat akan menikmati hasilnya seperti di daerah Gresik ini,’ ujarnya. (*)