Tutuhatunewa : Partai Golkar Sengaja Manipulasi Massa

Ada Nama FC Tetelepta di Bursa Golkar

AMBON, SPEKTRUM – Salah satu kader terbaik PDI Perjuangan, Febry Calvin Tetelepta termasuk dalam enam figure yang digadang-gadang akan dicalonkan sebagai gubernur atau wakil gubernur di Pilkada Maluku tahun 2024 oleh Partai Golkar.

Wakil Ketua Bidang Hukum DPD PDI Perjuangan Maluku, Robby Tutuhatunewa menilai kondisi politik saat ini, tidak mengherankan jika partai berusaha untuk merebut atau menempatkan salah satu kader PDI Perjuangan yang diperhitungkan di konstalasi politik 2024 nanti.
“Kondisi politik yang cukup memanas saat ini maka orang meributkan Febry Calvin tetelepta untuk menjadi bagian dari proses politik di internal partai. Tapi ini kan cuma proses. Febry Tetelepta merupakan kader PDI Perjuangan hingga saat ini,” tegasnya.

Tutuhatunewa menegaskan, Febry Tetelepta hingga saat ini masih tercatat sebagai kader potensial PDI Perjuangan, dan tidak ada sangkut paut dengan kehadirannya di Rapat Kerja daerah (Rakerda) Partai Golkar belum lama ini.
“Kehadiran Febry di Rakerda Partai Golkar saat Rakerda hanya sekedar memberikan pemikiran sebagai Deputy I Kantor Kepresidenan RI, dan tidak dalam kapasitasnya selaku bakal calon gubernur atau wakil gubernur dari Partai Golkar. Karena sebagai Deputy I, Febry merasa kehadirannya penting karena tanggungjawabnya dalam mempercepat proses pembangunan di Maluku,” katanya.

Terkait dengan nama Febry Tetelepta yang turut ‘dijual’ Partai Golkar, Tutuhatunewa menegaskan bahwa Partai Golkar sengaja memanfaatkan situasi untuk mengekspose sejumlah kader atau nama bakal calon gubernur atau wakil gubernur yang akan berkonstetasi di tahun 2024.
“Golkar harus ingat bahwa Febry Tetelepta merupakan kader PDI Perjuangan,” katanya tegas.

Ketika didesak jika Partai Golkar sengaja membuat shock terapy bagi PDI Perjuangan dengan mencantumkan salah satu kader terbaik partai berlambang Benteng Moncong Putih itu sebagai kandidat di Pilkada Provinsi Maluku tahun 2024, Tutuhatunewa menegaskan seluruh partai politik memiliki kesempatan untuk memanipulasi psikologis massa agar bisa memperoleh perhatian kepada partai tersebut.
“Namun partai politik juga harus tahu siapa yang diusung hari ini, sebab nantinya akan sangat merugikan partai tersebut kalau PDI Perjuangan menarik kadernya, kecuali kader tersebut menarik diri dari PDI Perjuangan,” katanya. (HS-16)