AMBON, SPEKTRUM – Lima pemuka agama di Maluku akhirnya duduk bersama membicarakan berbagai masalah gangguan Kamtibmas yang terjadi di beberapa daerah di Maluku.

Bertempat di aula lantai II Kantor Sinode GPM, Rabu (16/02/2022), kelima pemuka agama tersebut sepakat menyerukan Pesan Damai.
Pesan Damai tersebut dibaca Ketua MUI Maluku, DR. Abdullah Latuapo, yang isinya Perdamaian Sejati adalah dambaan dan tujuan utama dari kehidupan semua umat manusia di muka bumi.
Masyarakat Maluku adalah komunitas umat manusia yang selalu membangun perdamaian serta menjunjung tinggi kearifan lokal sebagai orang basudara, serta menjadikan kemanusiaan yang setara sebagai citra tertinggi dan luhur dari semua ajaran agama.
“Itulah suasana kebathinan yang kita hidupi bersama dengan menjadikan Maluku sebagai Laboratorium Perdamaian di Indonesia dan dunia. Oleh karena itu, kepada semua masyarakat Maluku yang cinta damai, kami menyampaikan pesan-pesan sebagai berikut

Jadikan Perdamaian Maluku yang sudah kita bina selama ini sebagai kekuatan kita secara bersama-sama, sebab dengan berdamailah kita dapat berjuang bersama untuk membawa masyarakat Maluku keluar dari keterpurukan secara ekonomi, pendidikan dan sosial demi menjadi masyarakat yang maju, mandiri, dan berkeadaban.

Dahulukan dialog antar-kelompok, antar-negeri untuk membicarakan masalah apa pun sebagai orang basudara. Olehnya itu kami menghimbau semua pimpinan umat beragama di level basis agar bersama-sama dengan pemerintah dan saniri negeri, tokoh-tokoh adat, tokoh perempuan dan pemuda, untuk berdialog atau berkomunikasi di dalam negeri masing-masing atau antar- negeri guna mencari penyelesaian damai atas masalah apa pun yang terjadi di antara masyarakat

Usahakanlah untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang belum tentu kebenarannya, dan hindari ujaran kebencian atau ucapan-ucapan yang menyinggung atau menyudutkan pihak tertentu baik secara langsung maupun melalui media sosial, sebab kita sendirilah yang harus meningkatkan ketahanan diri di masing-masing komunitas agar terhindar dari hal yang tidak kita harapkan secara bersama-sama.

Teruslah berdoa dan Memohon kepada TUHAN Yang Maha Esa agar selalu diberi kekuatan untuk melewati cobaan ini demi Maluku dan Indonesia yang damai untuk anak cucu kita di masa mendatang,” katanya.

Sebagai pimpinan umat beragama, kata Latuapo, pihaknya mendukung upaya pemerintah sebagai fasilitator perdamaian dan pembangunan serta menyelesaikan semua dampak yang timbul akibat konfik antar-masyarakat di Maluku sesuai realitas di masing-masing wilayah terdampak, baik hak properti, hak-hak agraris, dan hak keperdataan lainnya.
“Kami berterimakasih untuk respons dan langkah-langkah yang ditempuh aparat TNI-POLRI sambil mendukung semua upaya aparat TNI-POLRI menjadi fasilitator keamanan dan perdamaian dengan menekan sejak awal potensi konflik sehingga tidak terjadi konflik terbuka antar masyarakat,” katanya.

Sementara itu, menyikapi adanya tudingan jika keharmonisan hanya ditunjukan para pemuka agama pada level atas dan tidak menyentuh akar rumput, dibantah Ketua Walubi Provinsi Maluku, Wilhelmus Jauwerissa.
Jauwerissa menegaskan selaku tokoh agama, pihaknya memiliki organisasi kelembagaan berbasis agama hingga level terendah. Dan masyarakat selalu dihimbau agar tetap mengedepankan saling menghormati antar sesama.
“Jika kita saling menghormati maka apapun perselisihan yang dihadapi akan diselesaikan dengan baik tanpa menyakiti sesame,” katanya.

Sedangkan Ketua Hindu Dharma Maluku, DR. I Wayan Sutapa menegaskan jika pada level pimpinan, maka keharmonisan harus ditunjukan agar bisa ditiru oleh masyarakat.
“Kita harus menunjukan kepada umat bahwa hidup rukun dan harmonis sangat indah,” katanya. (HS-16)